Nia dan Yudi pasangan suami istri yang sangat harmonis di usia pernikahan mereka yang ke-10. Tidak ada perayaan maupun kado khusus di hari penting mereka. Lebih baik uang ditabung untuk kebutuhan keseharian dan pendidikan anak yang semakin mahal dari tahun ke tahun. Nia sangat lihai dalam mengelola keuangan. Ada pos-pos tertentu untuk tabungan masa depannya dan anak-anak. Ada pos untuk kebutuhan dapur, pendidikan, haji, dan pos khusus kebutuhan mendesak. Bahkan pos untuk infak juga tersedia.

Semenjak tujuh hari berlalu, Nia selalu mengolah daging sapi dan kambing secara bergantian. Dengan maksud, agar daging kurban segera habis, tidak berbulan-bulan memenuhi isi freezer. Nia mengolahnya menjadi rendang, soto, gulai, sate, krengsengan, dan terakhir samosa isi daging kambing. Tumben sekali, di hari bahagia itu Yudi meminta istri tercintanya itu untuk memasak daging ayam. Tak lain karena sudah bosan dengan daging sapi dan kambing. Yudi ingin dibuatkan ayam geprek dengan sambal bawang yang luar biasa pedas.

Sebelum memroses ayam geprek permintaan suami, Nia bertanya kepada Yudi untuk memilih daging ayam bagian dada atau paha. Lalu dengan mesra Yudi menjawab, “Aku mau hati saja sayang, bisa nggak? Aku nggak mau lihat apapun itu dari fisiknya saja. Harus dari hati ya sayang.” Nia tersipu malu dan pipinya memerah akibat rayuan Yudi.

-Diandra Haqi, 17 Agustus 2020-