Kisah Dua Setan
Kisah Dua Setan
Dian Garini Lituhayu
Dua setan sedang berbicara tentang pencapaiannnya menggoda manusia selama ini. Mereka berdiskusi layaknya menteri dalam negeri membahas sesuatu yang sangat susah untuk diselesaikan. Mulai dari hal sepele sampai perihal politik yang menggiring manusia kesana kemari.
Setan 1 : “Aku tahu bagaimana perasaanmu, menggoda orang yang satu ini, siapa namanya tadi katamu? Oh oke sebut saja namanya kumbang.”
Setan 2 : Aku sudah mencoba menggodanya dengan berbagai cara, tapi aku selalu gagal. Sudah bertahun-tahun dia berpuasa Daud, satu hari puasa, satu hari berbuka, selama 10 tahun dalam hidupnya yang sudah hampir 40 tahun itu, tanpa seorang tetangga dan temannya yang tahu, begitu rapat dia menyembunyikan ibadahnya.”
Setan 1 : “Apa kamu sudah coba menganggunya lewat istrinya?”
Setan 2 : “Sudah, dari arah strinya sudah kucoba dia, kubuat istrinya kesal dengan puasanya, kurayu dia agar berhenti istiqomah puasa. Aku bisikkan hasut istrinya agar tak mau menyiapkan sahur setiap dia berpuasa dan enggan menemaninya berbuka. Aku buat istrinya mudah kesal dan membuatnya marah setiap kali dia berniat puasa keesokan harinya. Tapi semua mental. Tidak pernah dia kasar pada istrinya meskipun setiap saat istrinya menyuruhnya tak perlu berpuasa lagi. Malah sekarang aku perhatikan istrinya luluh hatinya, mau ikut berpuasa juga. Aku jadi semakin kesal..”
Setan 1 : “Tugasmu semakin berat akhirnya ya..”
Setan 2 : “Kini kedua suami istri itu selalu berpuasa bersama, semakin mesra, semakin dermawan. Aku jadi semakin kesal. Aku belum pernah gagal dalam melaksanakan tugasku mengadu domba suami istri. Tapi kali ini aku gagal.”
Kedua setan manggut-manggut.
Setan 1 : “Mau kuberi tahu sebuah jalan yang lebih mudah sebenarnya, bibitnya kecil, tapi kamu akan untung besar!”
Setan 2 : “Tentu saja aku mau! Coba sobat katakan padaku agar aku bisa menggugurkan keistikomahannya menyembunyikan ibadah puasanya itu. Orang seperti ini susah sekali ditolak doanya oleh langit. Aku takut gara-gara doa dalam puasanya, terlindungi dia dan keluarganya dari godaan setan-setan seperti kita ini. Berkuranglah teman kita di neraka nanti.”
Setan 1 : “Kamu perhatikan pasar tempat dia bekerja besok pagi ya, bukankah dia seorang tukang daging?”
Setan 2 : “Ya, dia seorang tukang daging, setiap hari dia pergi ke rumah tukang jagal dan mengambil dagingnya untuk dijual, sapi dan kambing.”
Setan 1 : “Aku akan menggoda seorang pembeli nanti, dengan caraku yang ajaib. Bibitnya kecil akan kulemparkan ke udara, kamu harus tangkap bibit itu dan kamu masukkan ke dalam hatinya si tukang daging, agar batal keistiqomahan niat puasanya. Kamu bisa untung besar. Kita harus bekerja sama.”
Keesokan paginya kedua setan sudah siap di lapak jualan si tukang daging dengan berbagai taktik yang akan mereka mainkan. Datanglah seorang ibu-ibu yang hendak berbelanja pada si tukang daging. Setan 1 sudah siap di dekat si ibu untuk mulai menggencarkan bisikannya.
Ibu Pembeli Daging : “Wahai penjual daging, berilah aku dua kilo daging yang paling baik kualitasnya.”
Dengan hati senang dan senyum gembira si tukang daging menimbang dua kilo daging terbaik yang dimilikinya untuk diberikan kepada si ibu pembeli.
Setan 1 berhasil membuat si ibu kemudian mengucapkan sesuatu.
Ibu Pembeli Daging : “Bolehkah harganya kamu kurangi sedikit buat aku terhadap daging ini wahai penjual daging?”
Penjual Daging : “Baiklah Bu, akan kukurangi sedikit harga daging ini untukmu, karena Ibu adalah pelanggan pertamaku pagi ini..”
Setan 1 kemudian meniupkan umpan lagi kepada hati si ibu pembeli daging dan berhasil membuat si ibu pembeli daging meminta hal lain.
Ibu Pembeli Daging : “Aku lihat tulang sapi itu muda dan sangat segar ya?”
Penjual Daging : “Iya Bu, aku hanya menjual daging dan tulangan yang segar, karena aku dan istriku juga ikut mengambil makan dari daging-daging yang aku jual ini..”
Ibu Pembeli Daging : “Bisakah kamu memberiku barang sedikit potongan tulang muda itu kepadaku? Aku ini sedang berpuasa. Bisa kumasak nanti untuk menambah kelezatan masakanku”
Penjual Daging : “Baiklah Bu,karena ibu sedang berpuasa, aku akan menambahkan sepotong tulang kaki sapi muda ini pada ibu, semoga berkah nanti untuk dimasak hidangan berbuka bersama keluarga ya Bu..”
Ibu Pembeli Daging : “Berilah dua potongan besar tulangannya, toh kamu tidak akan rugi memberiku yang sedang berpuasa ini wahai penjual daging..”
Setan 1 berbisik pada Setan 2 untuk mulai melancarkan misinya.
Setan 1 : “Kamu perhatikan si penjual daging, ekspresi wajahnya dan gerak hatinya, ini tugasmu, aku sedang meniupkan godaan lainnya pada pelanggan perempuan itu. Apa kamu siap?”
Setan 2 : “Iya, dari tadi aku memperhatikan bagaimana kamu meniupkan serakah pada pelanggan itu..”
Setan 1 : “Tunggulah, kita akan berhasil menggodanya. Aku akan meniupkan hal lain pada si ibu pembeli daging itu..”
Setan 1 kemudian membisikkan godaan lainnya pada ibu pembeli daging.
Ibu Pembeli Daging : “Wah kamu ini pedagang daging yang sangat baik, bisakah kamu memberikan separuh harga kepadaku untuk semua belanjaan ini? Aku ini sudah tiga hari berpuasa Daud. Aku ini orang alim. Kamu tidak akan rugi memberiku daging daganganmu ini.”
Penjual Daging : “Baiklah Bu, akan aku berikan keringanan harga sedikit lagi kepadamu, karena ibu sudah bersedia menjadi pelanggan pertama dan ibu sedang berpuasa, tapi tidak bisa setengah harga ya Bu..”
Ibu Pembeli Daging : “Ah kamu ini, daging begini saja kamu tidak mau memberinya setengah harga, lihat warnanya pucat dan tidak segar, daging macam apa ini? Aku ini sedang berpuasa, aku ini orang alim, masakkan kamu hendak menipu aku dengan daging yang tidak segar? Aku minta setangah harga saja kamu tidak mau, padahal daging ini tidak layak jual sama sekali. Kalau aku masak untuk makan berbukaku bisa sakit aku nanti..” (dengan suara nyaring lantang dan terdengar oleh seluruh teman-teman penjual daging di kiri dan kanan si penjual daging)
Penjual daging sangat kaget.
Ibu Pembeli Daging kembali memekik.
Ibu Pembeli Daging : “Aku bayar setengah harga ya, kalau kamu tidak mau, aku bisa beritahu pemilik pasar ini agar kamu diusir dari pasar ini, aku ini sedang berpuasa, sudah tiga hari aku berpuasa Daud. Seharusnya kamu mau membantuku, aku ini orang alim, aku sudah berpuasa berhari-hari, kamu bahkan mestinya memberiku gratis untuk semua daging ini.”
Penjual daging hanya terdiam. Setan 2 meniupkan bisikannya pada hati si penjual daging.
Setan 2 : “Lihatlah ibu itu, dia berpuasa baru tiga hari dan mulai berulah kepadamu, membuatmu terlihat bodoh, lihat dia semakin berteriak-teriak bahkan mengancammu.”
Ibu pembeli daging semakin sibuk dengan ucapannya, setan 1 berhasil menguasainya, mengucapkan kata kasar, memaki, menawar sesadisnya, membanggakan diri atas ibadahnya, sampai dengan menghina barang dagangan si penjual daging.
Penjual Daging : “Bu, semua yang ibu minta sudah saya berikan, tidak ada akhlak saya yang kurang kepada ibu. Ibu baru berpuasa tiga hari saja sudah begini. Saya sudah berpuasa Daud 10 tahun dan saya tidak berakhlak seperti ibu.” (semua teman-teman si penjual daging mendengar ucapan itu)
Setan 1 dan Setan 2 bertepuk tangan!
Setan 1 : “Apa kubilang? Bibit sombong itu kecil sekali, tapi habislah semuanya!”
Setan 2 : “Benar! Akhirnya si tukang daging menyebutkan ibadah yang sudah disembunyikannya selama ini, akhirnya dia merasa lebih baik daripada orang lainnya. Ah tidak kusangka semudah ini merusak ibadah manusia. Terimakasih kawan!”
Kedua setan bertepuk tangan dan bergembira bersama.
Begitu mudahnya hancur semua nilai ibadah manusia, dengan bintik sombong, merasa lebih baik daripada amalan manusia lainnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bunda..
Terimakasih Bun..
Keren bunda...mohon ijin share boleh?
Silakan Bun.
Silakan Bun.
Naudzubillahimindzalik... Ceritanya sungguh mencerahkan. Terimakasih bu Dyan