Dian Garini Lituhayu

Lahir dan tumbuh di Kota Samarinda, aku rapat dengan budaya Melayu yang kental mewarnai kehidupan pinggiran Sungai Mahakam. Berkeseharian sebagai ibu dan ibu gu...

Selengkapnya
Navigasi Web
LIDAH BUAYA BUKAN LIDAH BIASA

LIDAH BUAYA BUKAN LIDAH BIASA

LIDAH BUAYA BUKAN LIDAH BIASA

-Dian Garini Lituhayu-

Tanaman ini aslinya berasal dari Timur Tengah. Beberapa jenis merupakan spesies utama asli Yaman. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan sebutan aloe vera. Fungsinya sebagai bahan obat telah digunakan di Mesir ribuan tahun lalu. Sebutlah Cleopatra. Dialah perempuan yang dianggap sebagai ratu paling cantik saat itu, menggunakan aloe vera sebagai ramuan sakti kecantikannya. Orang Mesir juga menggunakannya sebagai campuran untuk mengawetkan mumi. Para samurai di Jepang mengoleskan lidah buaya pada luka mereka agar lebih cepat sembuh.

Daunnya tebal dengan daging daun yang tebal berwarna bening. Tanaman ini dikenal dengan banyak manfaatnya untuk rambut dan kulit. Siapa yang tak kenal sampo lidah buaya? Sejak zaman Sunsilk kemasan sachet kembung, sampai Sunsilk bertemu banyak pesaing, bahan lidah buaya sudah terkenal di produk sampo Indonesia. Belum lagi kosmetik, krim aloe vera sudah terkenal digunakan sebagai penyejuk dan pelembab kulit dari berbagai keluaran merk.

Di beberapa daerah bahkan lidah buaya dijadikan jus dan isian sop buah. Orang-orang di luar negeri percaya tanaman ini mengandung getah yang beracun. Tapi dengan pengolahan yang tepat, lidah buaya juga lezat sebagai penganan manis.

Untuk perawatannya, tanaman ini jangan terlalu sering disiram, kalau sudah kelihatan daunnya berkerut, itu artinya dia kebanyakan air. Mungkin karena pinggiran daunnya bergerigi tajam dengan bintik-bintik putih pada warna dasar daunnya yang hijau, maka dinamai lidah buaya.

Orang Mesir dahulu menanam lidah buaya karena mereka meyakini lidah buaya dapat mengusir roh jahat. Mereka bahkan menggantung tanaman lidah buaya di depan pintu mereka sebagai jimat saat terjadi wabah penyakit. Mungkin mirip dengan orang Mesir kuno, masyarakat Tionghoa sampai kini meyakini tanaman lidah buaya ini membawa energi positif yang menjadikannya tanaman yang tepat ditanam di halaman depan rumah.

Aku menanam lidah buaya karena alasan kepraktisan. Perawatannya sederhana dan secara instan bisa digunakan saat luka atau lebam sebagai pertolongan pertama. Saat kulit terkena sengatan matahari, krim ringan yang terbuat dari daging lidah buaya dan madu dapat dioleskan untuk mencegah kemerahan berlanjut. Aloe vera, nama lain lidah buaya memang terkenal memiliki sifat anti inflamasi dan melembabkan.

Olahan lainnya adalah bahan untuk konsumsi. Lidah buaya, dengan pengolahan yang tepat dapat dijadikan bahan makanan yang bermanfaat. Kandungan vitamin A, C dan E pada lidah buaya menjadikan daging lidah buaya sumber vitamin harian. Manisan lidah buaya misalnya, adalah salah satu olahan populer di Kalimantan Barat. Propinsi ini merupakan salah satu penghasil lidah buaya terbesar di Indonesia. Sajian lainnya, es lidah buaya, yang mudah disiapkan, bisa menjadi pilihan untuk diminum di cuaca panas. Cara menyiapkannya mudah, bahannya murah dan khasiatnya melimpah.

Tetapi, perlu diperhatikan pula bahwa tidak semua orang dapat mengkonsumsi lidah buaya. Orang-orang dengan masalah usus, sedang diare, ibu hamil dan menyusui, dan pasien yang sedang menyiapkan diri untuk operasi; sebaiknya menghindari segala jenis olahan lidah buaya.

Berikut ini adalah resep untuk mengolah es lidah buaya yang bahannya mudah didapatkan di sekitar kita.

Bahan :

500 gram daging lidah buaya, pastikan tidak ada kulit lidah buaya yang ikut diolah

100 gram gula pasir (atau sesuai selera)

1 sendok teh kapur sirih

1 sendok makan biji selasih, rendam dengan air hangat

1 lembar daun pandan

1 buah jeruk nipis atau lemon

1/2 sendok teh garam

sirup rasa melon atau cocopandan secukupnya

Cara pengolahan

Rendam daging lidah buaya yang sudah dipotong kotak-kotak dengan air kapur dan garam selama 30 menit - 1 jam. Kemudian cuci dan saring berulang daging lidah buaya sampai lendirnya hilang sama sekali. Ditempat terpisah, rebus gula, daun pandan dan perasan jeruk nipis sampai mendidih. Kemudian saring sampai tidak ada ampasnya. Biarkan hangat, sebelum memasukkan potongan lidah buaya untuk dimasak dengan api kecil selama 5 menit. Rendam lidah buaya dalam air rebusannya sampai dingin. Cicipi untuk merasai kadar kemanisan yang diinginkan. Jika sudah tepat, saring dan tiriskan. Sisa air rebusan jangan dibuang.

Cara menyajikan

Pada sebuah mangkok, masukkan es batu, daging lidah buaya, selasih, siram dengan air rebusan dan sirup. Es lidah buaya siap dinikmati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sangat bermanfaat, bunda. Nanti dipraktek resepnya.ijin sy follow.follow back ya.

02 Jan
Balas

Terimakasih Bunda. Siap, saya akan follow back Bunda.

03 Jan



search

New Post