Dian Garini Lituhayu

After years of living in survival mode, constantly fighting to stay afloat, I’m finally learning to let go. Here in a new city, I’m embracing a slow...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEPENGGAL SAYAP YANG DISERABUT

SEPENGGAL SAYAP YANG DISERABUT

Nasihat itu terngiang kembali. “Jika belum mampu diterima, jangan berbuat apapun. Jika hati belum bisa melepaskan, jangan bertindak apapun. Mulailah dengan menerima, ikhlaskan. Jika belum ikhlas, diam dulu, tinggalkan dulu..” Sederhana, tapi berat dilakukan kali ini. Selalunya aku berhasil dengan mudah melupakan dan berdenyut kembali. Seperti sebagai sebuah kepatutan dari sebuah pertemuan, perpisahan adalah hal yang pasti terjadi. Suka atau tidak, mau atau tidak, dimengerti atau tidak. Seperti yang kualami lagi kini. Mungkin karena terlalu banyak hati yang kulibatkan.

“Apakah saya hina sekali Bun? Saya berusaha sekuatnya nda bikin pernah hal yang memalukan, saya nda jahat, saya setia, saya rawat anak-anak dengan uang halal, saya mengabdi pada orangtua, kalau saya gigih dan disiplin, itulah yang saya pakai selama ini untuk bertahan hidup menjanda. Apakah karena itu saya buruk sekali?” pertanyaan yang mencuat itu membuat aku tak mampu menahan airmataku lagi, kesekian kali sehari seperti sebulan terakhir. Belum kutemukan cara praktis untuk mengobati rasa ini. Satu hal yang berat adalah memang rindu, yang sulit hilang dengan istighfar panjang.

Tujuh kali sehari, kini tersisa dua kali sehari; menangis. Karena tidak mampu melepaskan rasa. Lebih kepada pertanyaan-pertanyaan tak terjawab mengapa harus menyakiti jika tak lagi mencintai. Sayapku yang cuma satu, harus dilucuti supaya gundul tak bersisa. Malam merambat pelan, dan aku masih menangis sambil memegangi dadaku sendiri. Notifikasi chat berbunyi, “Sudah makan Mah? Hujan masih deras. Kapan pulang? Sudah jam 11, kita tunggu Mamah pulang ya, kita sudah masak.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi

27 May
Balas

Terima kasih bapak. Salam literasi.

31 May

Keren ibu pentigraf nya. Salam literasi

27 May
Balas

Terima Kasih Pak. Salam Literasi.

31 May



search

New Post