Bahagiaku
Karyaku 68
♡serial Ceu Mumun
"Mi.. cucu kita kembar." Suamiku membisikan kabar itu di telingaku. Aku tersadar dan cepat-cepat bangun dari ranjang itu. Lho aku dimana ini. Ruang Igd. Ko bisa di sini. Suamiku tersenyum geli mendapat tatap penuh tanya dariku.
"Umi lupa ya? Kan tadi pingsan pas lihat Euis mengeluarkan darah. Oh ya ampyuuuun.. aku tepok jidat. Kelemahanku jika melihat darah tadi menyerangku. Aku memang tak tahan jika melihat darah. Sampai tak terkabul cita-citaku jadi seorang perawat gara-gara kelemahanku itu.
"Terus.. Euis bagaimana?" Tanyaku khawatir. "Alhamdullillah. Operasinya lancar. Dan sekarang kita punya cucu." Sahut suamiku senang. Binar dimatanya membuatku ikut senang. Suamiku yang penuh kasih. Aku tersipu saat dia cium pipiku. "Sekarang kita berdua nenek dan kakek" Lalu kami berdua tertawa bahagia.
⚘⚘⚘
Euis terlihat lemah namun rona di pipinya memancarkan rasa senang. Alhamdulillah menantuku melahirkan dengan selamat. Dulleh mana ya.. aku belum melihat kehadiran anakku itu. "A Duleh belum datang, Is? Tanyaku pada menantuku. "Masih dijalan mi, tadi si Aa sempet Euis telfon setelah Euis keluar dari ruang operasi." Jawab menantuku.
"Mi.. A Dulleh bilang, nanti Umi dan Abah yang memberi nama si kembar ya." Menantuku berkata dengan raut senang. Aku terkejut sekaligus gembira. "Memang boleh,Is. Kalian tak ingin memberi nama kepada mereka..?? Tanya suamiku heran.
"Kita sudah sepakat Umi, Abah.. anak pertama kita diberi nama oleh Umi dan Abah." Aku menatap suamiku sambil tertawa. "Anak kembar, bah. Kita beri nama siapa?" Tanyaku geli.
"Upin dan Ipin..??" Sahut suamiku jenaka. Meledaklah tawa di ruangan itu. Terima kasih ya Allah hari ini kami sudah menjadi nenek dan kakek.
⚘⚘⚘
Si kembar akhirnya kami beri nama Rita Aryanti dan Rina Aryani. Wajahnya yang lucu membuat kami gemas. Ibunya kami boyong ke rumah 4 hari setelah kelahiran mereka. Sekarang rumahku ramai suara tangis bayi. Ada rona lain di rumah ini.
Aku dan suamiku punya mainan baru. Setiap ada waktu kami menggendong mereka sambil bernyanyi. Suara kami seperti paduan suara. Kompak dan menggelikan.
Dulleh sering terpingkal-pingkal melihat tingkah kami. Karena lagu yang kami nyanyikan asal ucap dan malakacadur nadanya, namun kami berdua kompak saling mengikuti. Bersahut-sahutan tepatnya.
Kehadiran si kembar membuat banyak tawa tercipta di gubuk kami tercinta.
#Rangkasbitungku suka.. Dian_iyank. 10 Jan 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Gpp malakacadur, yg penting happy. Hehehe
Betul banget.. yg akward sekarang yg bikin bahagia. Ya neng guru..
Alhamdulillah sudah berincu, selamat ya, semoga sehat dan sukses selalu Bu...
Bude.. ikh aku mah masih ngayal .. fazi kuliah jg 1 semester lagi. Masih lm pengen pas umur 26 thn nikahnya