Dian_iyank

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kabut Cinta di Sudut Desa

Kabut Cinta di Sudut Desa

♡Menulisku 169

Part 17

Kalimat yang dilontarkan Wuri begitu jelas terdengar. Yang otomatis membuat semua teman Mas Evan tertawa menggoda. Membuat aku semakin mati gaya.

Jangan ditanya seperti apa warna mukaku kini. Dalam kekikukanku kutatap Mas Evan dengan sorot mata sarat tanya. Apa maksudnya Wuri.

Yang kutatap malah tersenyum geli bercampur malu dan dia juga terlihat bingung tak tahu mau bersikap apa. Diapun sepertinya tak menyangka Wuri akan berkata begitu.

"Nanti ya Mbak kita membicarakannya. Tapi jangan disini. Aku malu." Lirihnya pelan, padaku.

"Hadeeeeuuuhh ... Lihat! Sekarang Evan yang malu-malu. Benar-benar pasangan serasi ... dua-duanya sama-sama pemalu." Giliran Cindy yang ikut bicara.

Benarkah kami serasi. Tanya hatiku ragu.

⚘⚘⚘

Hampir waktu ashar aku baru tiba di rumahku. Bapak sudah menungguku. Aku memang tidak sempat mengatakan padanya bahwa aku tidak akan pulang cepat.

Aku cium tangannya dan berkata :

"Maaf ya Pak. Uti pulang terlambat hari ini. Uti harus ke Kantor UPT ada yang harus Uti urus di sana. Tadi pagi Uti lupa mengatakannya."

"Ya sudah tidak apa-apa Nong. Bapak hanya khawatir ... kamu kan baru sembuh dari sakit." Balas bapak lembut.

"Tapi kamu tidak lupa makan, kan?" Tanya bapak lagi.

"Sudah Pak. Uti ditraktir Mas Rama tadi." Jawabku cepat. Sebelum bapak berburuk sangka kusambung kata-kataku.

"Uti makan bersama teman-temannya, dan juga Mas Evan. Tadi Mas Rama ulang tahun."

Muka bapakku langsung sumringah mendengar nama Mas Evan disebut.

"Nak Evan juga ikut. Alhamdulillah syukurlah." Ujarnya ambigu.

Pilih kasih benar ini bapakku. Batinku geli.

⚘⚘⚘

Setelah salat magrib langsung kuteruskan dengan mengaji. Baru beberapa ayat mataku sudah mengajak untuk tidur. Aktivitasku hari ini memang melelahkan, membuat kantukku datang lebih awal.

Kulipat sajadah dan mukenaku. Sebelum tidur aku harus memastikan bapak sudah meminum obat darah tingginya belum. Beliau sering sekali melalaikannya.

Kusibak tirai kamarnya. Ternyata bapak tidak ada di kamarnya. Kemana dia. Aku tidak mendengar pintu depan dibuka atau ditutup. Bapak pasti di dalam. Tapi dimana.

Aku mendengar suara orang sedang menelfon. Bapak. Bapakku sedang berbicara dengan siapa ... suaranya pelan sekali.

???

(bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post