Dian_iyank

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KABUT CINTA DI SUDUT DESA

KABUT CINTA DI SUDUT DESA

♡Menulisku 177

Part 25

Aku tertidur setelah salat magrib. Kelelahan membuat kantukku cepat datang. Tepat tengah malam aku baru terbangun. Sepi. Hanya nyanyian jangkrik yang menyambutku.

Kuambil gawai yang tergeletak di atas meja samping tempat tidurku. Pukul 01.30 dini hari. Lama juga aku tertidur. Pantas suasana terasa sunyi. Segera kutuju kamar mandi ... kesegaran air wudhu terasa menerpa wajahku.

Subhanallah ... walhamdulillah ... walaillahaillallah ... waallahuakbar. Terimakasih Ya Allah atas semua rahmatMU.

🙏🙏

⚘⚘⚘

Kututup sujudku dengan doa mohon ampunan atas segala dosaku dan rasa syukurku atas segala nikmatNYA. Alhamdulillh ... hari ini aku masih terbangun dalam keadaan sehat walafiat.

Kembali kubaringkan tubuhku di ranjang. Hangatku. Kutarik selimutku. Rasa pegal masih terasa di sekujur tubuhku. Ini imbas berjalan berduaan bersama Mas Evan kemarin.

Bayangkan saking asiknya mengobrol dan berswafoto, tak terasa sudah berapa jauh kami berjalan. Namun kelelahan ini tak dapat dibandingkan dengan rasa bahagia yang hadir di hatiku.

Rasa hangat merambati seluruh hatiku, kala kuingat semua ucapannya. Dikatakannya semua yang dia rasa. Rasa yang ada semenjak pertama kami bertemu.

Dan semakin lama rasa sukanya semakin berkembang padaku.

"Ini bukan sekedar suka, Dek. Aku sayang kamu."

Ujarnya kemarin saat kami duduk berdua di bawah kerimbunan bunga alamanda.

"Apalagi saat bapakmu menyambut keinginanku untuk ikut membantu menggarap sawahmu. Aku senang sekali ... jalanku untuk dekat denganmu semakin mudah."

"Meski aku harus sering kecewa dan menahan sakit, bila melihat binar di matamu saat menatap Rama."

"Aku tahu aku kalah segala-galanya dari dia. Namun respon bapakmu yang membuat semangatku tak pernah padam. Aku yakin seandainya kamu tahu Rama sudah punya kekasih. Rasa sukamu padanya akan hilang. Karena aku tahu ... kamu hanya baper dengan godaan-godaannya."

Ada rasa bingung dan sedih mendengar semua ucapannya. Walau tak munafik aku suka menerimanya. Karena aku pun menyukainya. Namun ... apakah dia tahu kabut yang menyelimuti hidupku?

⚘⚘⚘

Ting!

Satu pesan masuk ke gawaiku. Pasti Mas Evan. Karena ketiduran semalam, aku belum membalas chatnya.

"Chat aku mengganggu kamu ya? Aku tunggu semaleman tak ada balasan. Aku khawatir kamu sakit, Dek."

Isi pesannya.

"Tidak ko, Mas. Aku sehat. Hanya saja aku tertidur dari sore."

Kububuhkan emot tersenyum malu. 😊

"Tidak salat magrib dong?" Tukasnya cepat.

"Salat ko." Jawabku lekas.

"Syukurlah!" Serunya.

"Boleh aku bertanya sesuatu, Dek..?"

Tanyanya lagi.

Aku terdiam. Ada rasa takut muncul di hatiku. Aku menjadi khawatir sendiri.

???

(bersambung)

Rangkasbitung. Dian_iyank 5/1/2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post