Dian_iyank

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rintihan rindu (5)

Rintihan rindu (5)

#Menulisku 88

♡Cerbung

Satu notiv wattsapp masuk ke gawaiku. Kubaca pengirimnya. Iksan. Tumben. Ada apa Iksan mengirim pesan padaku. Dengan hati penasaran kubuka.

"Bu.. Jika ibu mau bernyanyi dengan teman-teman. Saya ada di cafe Kemuning besok sore."

Pesannya padaku.

"Ok San.. nanti ibu bicarakan dulu dengan teman-teman."

Sahutku tak langsung menyanggupi.

"Ditunggu kabarnya, Bu."

Ucap Iksan penuh harap.

"Siap!"

Balasku lagi. Hari selasa ini aku belum bisa berkunjung ke cafe itu. Mungkin lusa bisa. Teman-temanku pun masih punya urusan.

⚘⚘⚘

Rabu sore Vivi menghubungi aku.

"Ncie.. main yuukk.. aku kesal nich. Bosen di rumah saja.. kemana gitu yuukk."

Ajaknya penuh semangat. "Ayo. Tapi asharan dulu ya.."

Jawabku bersedia.

"Sip. Aku siap-siap. Kalau sudah otw japri aku.."

Pesan Vivi lagi. Kami akhirnya terdampar di kedai kopinya Liah di Balong. Ngobrol kesana kemari.. masih kesel juga.

Coba tempat karaoke itu buka. Semenjak pandemi tempat itu ditutup. Kami yang hobby menyanyi benar-benar kehilangan. Aku jadi ingat pesan dari Iksan.

"Vie.. mending nyanyi di Kemuning Cafe yuuukkk .. dari pada disini begini saja. Bosen.."

Ajakku pada Vivi.

" Ayo geh..! Kita cuuusss.. !"

Jawab Vivi semangat.

⚘⚘⚘

Kemuning Cafe ramai orang. Aku dan Vivi memilih bangku belakang agar bisa melihat dengan bebas orang yang keluar masuk. Serta kita bisa bebas memandang Iksan yang sedang asik bermain musik.

Iksan melihat kami dan melambaikan tangannya kepada kami. Kubalas dengan tertawa lebar. Lalu Iksan menyudahi musiknya dan mendekati kami.

"Teh Ncie dan Teh Vivi sudah lama disini?"

Tanyanya sumringah.

"Ko ngga bilang-bilang. Saya pasti sapa tadi."

Serunya lagi sedikit protes. Kami berdua tertawa.

"Tak apa-apa, San. Toh sekarang kamu sudah menyapa kami.."

Seruku menggodanya. Kami pun tertawa. Iksan memang begitu. Selalu penuh perhatian. Dan itu yang membuatnya menarik hingga disukai semua orang.

"Saya di depan ya teteh-tetehku .."

Pamitnya pada kami. Tak lama kemudian.

"Untuk Teh Ncie dan Teh Vivi.. Dipersilahkan jika ingin menyumbang suara."

Terdengar Iksan berkata melalui speaker.

Aku malu semua mata pengunjung melihat pada kami. Kuacungkan dua tanganku di depan dada. Sambil mengucapkan terima kasih tanpa suara. Iksan tersenyum geli sambil mengangguk. Senyumnya manis sekali. Tiba-tiba speaker itu berbunyi lagi.

"Jika Neng Ncie tak bernyanyi .. Jangan boleh pulang, ya San...?"

Kata satu suara entah siapa. Aku yang sedang asik menjawab obrolan di grup alumni SMP ku kaget. Apa maksudnya, batinku .. Kutengok siapa yang berbicara.

Dia lagi dia lagi. Laki-laki sok akrab yang senang menggangguku. Sedang apa dia disini, gerutuku.

(bersambung)

#Rangkasbitung. Dian_iyank 31/1/2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asyik sekali ceritanya. Dilanjuuuut....

31 Jan
Balas

Trimakasih .. tunggu besok ya ..

31 Jan

" Ayo geh..! Kita cuuusss.. !""Ayooooo..." jawabkuHayo kapan mau ngajak ncuuuusssss... Keren cerpennya. Sukses selalu ya tetehku.

31 Jan
Balas

Alhamdullh. Thanks adikku.. Kaka kabid bilang belum ada yg mau kita tujunya juga. Cibol gersang.. kadu banen aja sabtu ini .. aku mau paksa dia

01 Feb



search

New Post