Dian Intan Marsifa fauzia, S.Pd. SD

Guru di SDN 25 Membalong Belitung ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SORE HARI DI KAMPUNG SANTRI
SORE HARI DI KAMPUNG SANTRI

SORE HARI DI KAMPUNG SANTRI

Sore Hari di Kampung Santri

TantanganGurusiana

Tantangan Hari Ke-17

Suasana menjelang sore hari dikampung santri tepatnya di Desa Kampung sawah kecamatan Jaya Kerta Kabupaten Karawang. Saat ramadhan tiba, diadakan pengajian pasaran khusus bulan ramadhan di pondok pesantren Mursyidul Falah, di bawah naungan K.H. Hasan Basri beliau adalah pimpinan pondok pesantren sekaligus pengajar santri pasaran tersebut yang dikenal dengan sebutan Kiyai Tauhid. Sosok yang sederhana dan ikhlas dalam memperjuangkan pendidikan.

Pondok Pesantren Mursyidul Falah menjadi daya tarik tersendiri bagi para santri yang dahaga akan ilmu. Pondok Pesantren Mursyidul Falah yang terletak di Desa Kampung Sawah Kecamatan Jayakerta Kabupaten Karawang menjadi salah satu tempat pilihan para orang tua untuk mendidik anaknya terutama akan ilmu agama sebagai bekal sang anak dikemudian hari agar memiliki pondasi yang kuat dalam menjalani hidupnya.

Tanggal satu ramadhan dimulainya pengajian pasaran akan tetapi satu minggu sebelumnya pondok sudah penuh sesak kedatangan para santri haus akan ilmu yang datang dari berbagai pelosok negeri. Suasana sore ramadhan di kampung kecil itu berubah drastis manakala di berbagai sudut desa banyak santri pasaran yang ngabuburit menunggu kumandang adzan maghrib dengan berkeliling kampung. Warga sekitar pun sangat antusias dengan tidak sungkan-sungkan mengajak ngobrol dengan santri yang berasal dari pelosok negeri. Sebagian warga memberi sekedar takjil untuk berbuka kepada santri-santri itu.

Namun itu beberapa tahun yang lalu. Kenangan indah akan suasana di kota santri membuatku begitu teramat rindu untuk bisa merasakan kembali suasana Surgawi di Desa kecil tersebut. Yah, damainya melihat hilir mudik para santri sambil membawa kitab kuning sambil sarungan (memakai kain sarung), tatakrama para santriwan dan santriwati ketika bertemu dengan sang guru menunjukkan rasa takdzimnya. Kini sang Kiyai sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Suasana itu tak lagi nampak, Kini para pencari ilmu harus kembali mencari pelabuhan muara ilmu, yang tadinya setiap tahun sekali berkumpul untuk memuntut ilmu kini mereka berpencar.

Semoga kelak akan lahir kembali generasi penerus Almarhum Almaghfurlah Kiyai Haji Hasan Basri , memang tidak akan sesingkat membalikkan telapak tangan. Butuh proses serta tempaan yang luar biasa untuk melahirkan kembali sumber ilmu. Sehingga para pencari ilmu tidak akan bingung lagi kemana harus mencari muara ilmu, tidak harus berpencar dan dapat kembali berkumpul rutin tiap tahun untuk menimba ilmu. Amin Yaa Robbal Alamin.

# Ayo Mondok

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post