Dian Kartikasari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Seberkas Cahaya Putih dalam Gelap

Suasana riuh terdengar dalam ruang rapat. Pendapat pro dan kontra sayup terdengar. "Buat apa anak seperti itu dipertahankan. Hanya mencoreng nama baik sekolah saja". "Bagaimana catatan nilainya, paling-paling hanya nilai ulangan harian saja yang terisi. Itu pun jauh di bawah batas tuntas. Bagaimana dengan nilai tugas atau PR? Saya tidak yakin kalau dia mau mengerjakan tugas, apalagi PR yang harus dikerjakan di rumah". "Tapi kita tidak tahu, bagaimana perjuangannya untuk bisa tetap sekolah" . Di tengah kondisi keluarga yang broken home. Ayahnya tidak diketahui keberadaannya. Ibunya merantau ke kota, demi mencukupi kebutuhan keluarga. Tak heran jika harus tinggal bersama nenek. Nenek yang sudah berusia senja. Jangankan mendapat perhatian. Seringkali malah harus merawat nenek yang sudah sering sakit-sakitan. Al hasil tak bisa dipungkiri. Di sekolah sudah tak bisa menahan kantuk. PR sama sekali tidak tersentuh. Rasanya, otak pun tak mau kompromi untuk konsentrasi belajar dan memperhatikan pelajaran di sekolah. Kondisi seperti itu barangkali sering dijumpai di sekolah, terutama sekolah pinggiran. Rajin berangkat sekolah saja setiap hari, sudah menjadi prestasi terbaiknya. Absen kehadiran tanpa diwarnai alpa. Namun, perjuangannya saat berangkat sekolah membawanya turut mengharumkan nama sekolah. Puluhan kilometer harus ditempuh dengan berjalan kaki menuju ke sekolah. Angkutan umum sebenarnya bisa membawanya menuju sekolah. Tapi apa daya, tak ada jatah uang saku untuk naik angkutan umum. Uang saku yang dijatah ibunya hanya cukup untuk membeli nasi rames saat isrirahat siang hari. Cukup mengganjal dari rasa lapar karena harus pulang sekolah sore hari. Dia pun terlatih secara fisik. Menjadi lebih tangguh. Kekuatan fisik ditempa saat pergi dan pulang sekolah dengan berjalan dan berlari. Seberkas cahaya putih menjadikannya nampak bersinar di tengah hitam dan gelapnya kehidupan yang dijalani. Cabang lari mengantarkannya menjadi sang juara. Saat menjadi wakil sekolah dalam pertandingan olah raga antar pelajar. #Bagaimanapun terlihat buruk seseorang, pasti tetap memiliki sisi positif. Potensi yang terpendam. #Mengajar dengan hati, membuat seorang guru bisa melihat seberkas cahaya putih dalam diri peserta didiknya. #Tetaplah mengasah empati dan simpati terhadap lingkungan sekitar, sehingga menambah rasa syukur saat menjalani hidup.

#salam literasi

#salam hari olah raga nasional 090917 Purbalingga, 10 September 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post