Pada hari ini aku mendapatkan sebuah curahan hati seorang ibu yang di tinggal selama-lamanya oleh suaminya. Dengan terbata-bata ia pun menceritakan bagaimana tentang isi hati dan perasaannya. Awalnya ibu itu tidak secara khusus datang berkunjung ke rumahku untuk menceritakan tentang apa yang ia alami sekarang. Namun di sela-sela percakapannya ia ternyata masih teringat dengan suaminya dan merasa sangat kehilangan setelah ditinggal pergi untuk selama- lamanya.

Singkat cerita betapa hampanya hidupnya sekarang, meskipun ia masih tinggal dengan anaknya yang sudah berkeluarga namun kesepian dan kesedihan masih terus melanda. Hampir setiap malam ia selalu menangis dan meratapi tentang nasibnya. Kepergian suaminya yang baru genap enam bulan terasa sangat menyiksa apalagi saat ini ia harus tinggal bersama anak laki-lakinya. Ibu ini berharap ia bisa tinggal bersama dengan anak perempuannya, yang menurutnya lebih enak dan luwes dibandingkan dengan anak laki-laki yang sudah berkeluarga.

Ada suatu pembelajaran yang aku petik dari apa yang telah diceritakan ibu ini, bahwa kehilangan adalah sesuatu hal yang sangat menyedihkan apalagi kehilangan pasangan hidup yang sudah puluhan tahun hidup bersama. Hal yang lain adalah kenyamanan bersama orang-orang yang kita sayangi dalam hidup kita merupakan karunia yang tak terhingga, apalagi disaat usia kita sudah senja kita butuh orang yang selalu bisa mendampingi kita sampai akhir hayat nanti.