Dian lizawardani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan menangis nak....

Jangan menangis nak....

Dalam istilah Minang... Malang sakijok Mato, malang dalam sekejap yang tidak bisa dielakkan dan memakan korban yang tak berdosa. Meninggalkan istri dan anak-anak yang masih kecil, akan meninggalkan trauma yang begitu mendalam bagi mereka.

Pagi itu, ayah mereka masih dalam keadaan sehat dna bugar berangkat kerja ke toko. Kebetulan ayahnya membuka toko jasa pemasangan cctv yang sudah cukup terkenal. Karena beliau sangat pandai bergaul dan selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan bagi pelanggannya.

Dengan senyuman manis dan rangkulan kasih sayang anak-anaknya dan istri melepas keberangkatan beliau lagi itu. Tingkah polah yang manja masih tetap diperlihatkan oleh anak-anaknya. Beliau memang sangat sayang kepada keluarga kecilnya. Bagi beliau kelurga adalah segala-galanya, kebahagian mereka adalah penyemangat baginya dalam mencari nafkah.

Hari itu, ada pemesanan cctv dari daerah luar kota. Berangkatlah beliau bersama dengan salah seorang karyawannya dengan menggunakan mobil pribadi. Hampir sampai dilokasi yang dituju, tanpa sengaja mobil yang beliau kendarai menyenggol sebuah sepeda motor. Setelah dilihat ternyata pengendara dan motornya tidak apa-apa dan diapun sudah minta maaf dan juga bersedia mengantarkan korban untuk berobat. Namun sang pengendara sepeda motor mengatakan tidak apa-apa sehingga beliau berangkat kembali menuju ke lokasi yang akan dituju.

Baru berjalan sekitar 20 meter, sang pengendara sepeda motor tadi berteriak.... Maling... Maling.... Ada maling mobiil, katanya... Sehingga pengendara sepeda motor dijalan tersebut otomatis mengejar mobil yang dikendarai oleh pengusaha cctv tadi. Alhasil mereka brutal, tanpa memikirkan keselamatan sang pengendara mereka menghujam mobil dengan batu kayu... Sampai sang sopir keluar dengan tujuan untuk menyelamatkan diri dan ingin menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

Sampai diluar mereka tetap menghakimi tanpa ada rasa kemanusiaan sampai beliau tersungkur dan tak bernyawa lagi...

Senyuman manis pagi tadi sudah dihiasi dengan bibir dan muka yang sudah bersimbah darah. Beliau tak menyangka kalau ajalnya hanya sampai disini, meninggalkan istri dan anak-anak yang masih sangat membutuhkannya.

Selamat jalan ayah... Sahut si sulung didepan pusara ayahnya...

Di tak dapat berucap apa-apa, karena umur yang masih terlalu kecil dan rasa duka yang sangat mendalam membuat lidahnya kelu untuk berkata...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam literasi salam kenal bunda. Izin follow. Semoga berkenan singgah d gurusiana saya CINTA BUKU

18 Mar
Balas



search

New Post