Dian Martiani

Dian Martiani...perempuan berdarah Sunda, putri dari Bp M.Ilyas dan Ibu Bai Rustiati yang keduanya berprofesi sebagai Guru. Meski Lulusan IPB, Jurusan Gizi Masy...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menyigi informasi  Tersembunyi  Dari  Seorang R.A Kartini

Menyigi informasi Tersembunyi Dari Seorang R.A Kartini

Membaca buku “R.A Kartini, Jejak Sebuah Jati Diri”, Karya Ibu Rahayu Amatullah, membuat perasaan saya campur aduk...senang, terkejut, ikut marah...

Betapa tidak, banyak sisi terang seorang R.A Kartini yang masih tersembunyi dari uraian sejarah bangsa ini. Selama ini, “kebesaran jiwa” R.A Kartini, tidak terlalu terang benderang, bahkan ada yang menganggap miring, bahwa R.A Kartini adalah antek-antek Belanda, hanya karena Kartini banyak berkirim surat ke sahabat-sahabatnya di negeri Kincir Angin itu..

Buku ini memaparkan fakta sejarah, berabad lamanya sebelum Kartini lahir, telah banyak pejuang perempuan yang digdaya seperti Ratu Kalinyamat, Ibu Mas Semangkin, Carik Estri, Laksamana Keumalahayati dsb yang kurang familiar dikalangan generasi muda, khususnya generasi muda perempuan, yang semestinya dapat meneladani ketangguhan perjuangan mereka dalam mempertahankan kedaulatan bangsa ini.

Buku ini juga membuat bangga kita sebagai bangsa Indonesia, bahwa Bangsa ini telah memiliki lebih dulu intelektual wanita, dimana pada tahun 1500-an, Laksamana Keumalahayati telah lulus Akademi Militer,Blang Perak. Di eropa, wanita pertama yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi baru terjadi tahun 1871, sebelumnya, perempuan Eropa hanya dibolehkan di rumah saja, mengurus urusan rumah, tidak lebih. Amerika baru memberikan hak suara pada perempuan pada awal abad 20. Di Aceh, wanita sudah menduduki 18 kursi Parlemen pada abad 17.

Dalam Buku ini, Tulisan Kartini, digambarkan merupakan tulisan-tulisan yang lugas, bernas, dan sangat berkualitas. Kartini telah memiliki budaya Literasi yang tinggi, disaat alat komunikasi masih sangat sederhana dan pendidikan untuk wanita masih sangat dibatasi. Tulisan tulisannya menggambarkan bahwa beliau bukan sekedar memperjuangkan emansipasi wanita, namun lebih dari itu, ia juga adalah seorang pejuang kemerdekaan. Pendidikan bagi perempuan yang di perjuangkannya, bukan hendak membuat perempuan-perempuan menjadi wanita karier, namun lebih karena perempuanlah yang akan mendidik anak-anak mereka, calon-calon pemimpin negeri.

Tak banyak yang tahu, bahwa banyak tulisan Kartini berisi kegeramannya pada Penjajah (sampai giginya bergemurutuk menahan marah), kegalauannya terhadap kebijakan penjajah yang melakukan diskriminasi pendidikan terhadap pribumi, terkhusus perempuan. Tak pula banyak yang tahu, kalau beliau adalah eunterpreneur dan motivator tangguh bagi para pengusaha dan pengrajin seni ukir.

Yang amat mengesankan adalah, bahwa Kartini adalah sosok yang amat religius. Disaat Belanda melarang penerjemahan terhadap Al Qur’an, dahaga ilmu Kartini justru merasakan sebaliknya. Beliau meminta dengan setengah memaksa pada Kyai Sholeh Darat, Kyai yang ditemuinya saat beliau mengikuti pengajian di kediaman pamannya, untuk menterjemahkan isi Al Qur’an agar ia memahami isi kitab suci agamanya itu.

Kelak, kyai Sholeh menghadiahkan tafsir itu, pada pernikahan Kartini. Tafsir yang diberi nama Tafsir Faid al Rahman fi Tarjamah Kalam Malik Dayyan itu belum rampung menerjemahkan seluruh isi Al Qur’an, hanya sampai Q.S An nisa. Maka wajar kita melihat, Kartini belum seutuhnya mencerminkan pengamalan yang syamil terhadap isi al Qur’an. Setidaknya dia sudah menjemput cahaya hidayahnya. Kalimat Habis Gelap Terbitlah Terang, adalah kalimat yang diambilnya dari Al Qur’an, Minadzulumaati ilannuur...

Belum usai melepas dahaganya terhadap ilmu, terutama isi Al Qur’an, beliau telah menghembuskan nafasnya ketika melahirkan putra tunggalnya RM Soesalit...

Selamat Jalan Kartini, semangat perjuanganmu begitu menginspirasi..

Akan kami lanjutkan langkah juangmu membangun negeri..

Dengan sepenuh hati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jadi ingin memiliki bukunya bu

18 Jan
Balas

Iya menarik bacanya bu Sri....salam kenal bu..

18 Jan
Balas



search

New Post