Oleh: Dianna Ummijathie, S.Pd.

Membaca dan menulis ibarat dua sisi mata uang, ia tak bisa dipisahkan. Membaca dapat membantu memperluas wawasan dan memudahkan memperoleh berbagai macam informasi yang dibutuhkan. Sedangkan menulis dapat meningkatkan kemampuan dalam merangkai kosa kata, menuangkan gagasan, dan sebagai ruang untuk mengekspresikan semua perasaan, bahagia, sedih, senang, serta semangat.

Sebelum terjun di literasi, saya sangat kesulitan menuangkan ide dan pengalaman yang saya alami baik di madrasah maupun lingkungan rumah ke dalam sebuah tulisan. Saya melewatkan begitu saja peristiwa-peristiwa penting di madrasah, tanpa ditulis.

Perkenalan saya dengan dunia tulis menulis terjadi ketika mengikuti pelatihan SaguSabu MediaGuru di Bondowoso pada September 2019. Saat itu saya hanya ingin belajar bagaimana proses menulis cerita atau pengalaman pribadi, sama sekali tidak terpikirkan akan menulis buku. Tugas membuat sinopsis dengan batasan waktu 60 menit yang diberikan narasumber saat itu, membuat saya harus berpikir keras mencari ide dan sinopsis saya termasuk 5 besar terbaik.

Sebagai penulis pemula, saya berpikir bahwa ternyata tidak mudah menulis buku, butuh konsentrasi dan harus banyak membaca untuk referensi. Berkat niat dan kemauan yang sungguh-sungguh pada akhirnya saya mulai bisa menulis, walaupun kosa katanya masih sangat sederhana dan apa adanya. Selama 15 hari, naskah untuk buku solo saya selesai dan pada Januari 2020 buku pertama berjudul Anakku Melatih Kesabaranku terbit. Ada rasa bangga sebab saya tidak menyangka bisa menerbitkan buku.

Untuk melatih kemampuan dalam menulis, memperbaiki mutu tulisan, dan menambah ilmu di bidang kepenulisan, saya bergabung bersama teman-teman gurursianer untuk menulis buku antologi. Saya juga mulai rajin mengikuti pelatihan-pelatihan menulis dan webinar yang diadakan MediaGuru, seperti Pelatihan Mendongeng Anak, Pelatihan Editor, Menulis Cerpen, Creative Writing Class, dan Pelatihan Menulis Majalah Literasi.

Banyak manfaat yang saya dapatkan sejak bergabung MediaGuru. Saya mulai gemar menulis. Hingga saat ini saya telah menulis 57 buku antologi dengan berbagai genre. Menulis 2 buku solo dan 12 kali memenangkan lomba yang diadakan MediaGuru. Selain itu, 3 artikel esai, 3 resensi buku, dan beberapa foto jurnalistik saya dimuat di Majalah Literasi Indonesia. Saya juga mulai memberanikan diri mengirim tulisan ke Majalah Online Nasional Elipsis dan Majalah MPA Kemenag Jawa Timur. Semua tulisan saya dimuat. Manfaat yang paling saya rasakan yaitu saya memiliki banyak teman sesama penulis dari seluruh Nusantara.

Berkat ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan itu, maka dalam rangka menumbuhkembangkan budaya literasi khususnya di Kabupaten Bondowoso, saya bersama dua rekan guru membentuk sebuah komunitas yang kami beri nama Griya Literasi Bondowoso (GLB). Saya dipercaya menjadi ketua, meskipun belum memiliki pengalaman berorganisasi. Sementara dua rekan saya sebagai pembina dan sekretaris.

Langkah awal setelah terbentuk komunitas, kami membuat visi dan misi, program-program yang akan dilaksanakan, membuat WA grup serta mengajak beberapa teman seprofesi yang berminat belajar menulis untuk bergabung. Mulanya, anggota GLB baru 10 orang terdiri dari guru, kepala, dan pengawas madrasah. Seiring berjalannya waktu, antusiasme masyarakat terhadap literasi semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya anggota GLB dari berbagai profesi mulai pelajar, guru, pengawas, kepala madrasah, karyawan BUMN, pengusaha, dan ibu rumah tangga.

Salah satu program GLB yang telah terlaksana yaitu mengadakan pelatihan menulis. Terhitung telah 3 kali GLB melaksanakan pelatihan. Hasil dari pelatihan pertama terbit buku berjudul Secangkir Kopi Rindu (Antologi Puisi). Pelatihan kedua terbit buku Budaya Bondowoso Lestari (Antologi Literasi Budaya dan Kearifan Lokal Kabupaten Bondowoso). Apresiasi yang sangat tinggi diberikan oleh Wakil Bupati Bondowoso H. Irwan Bachtiar Rachmat, S.E., M.Si. dengan memberikan kata sambutan pada kedua buku tersebut.

Pelatihan ketiga yaitu Pelatihan Membuat Blog. Tujuan pelatihan ini selain dilatih menjadi blogger, peserta diharapkan dapat menjadikan blog sebagai media pembelajaran.

Di masa pandemi Covid-19, pelatihan sementara ditiadakan. Untuk mengisi kekosongan itu, saya membuat tantangan berupa menulis puisi sesuai tema dari lukisan yang saya buat. Sebanyak 27 penulis anggota GLB mengikuti tantangan tersebut dan puisi yang terkumpul dibukukan. Maka terbit buku ketiga berjudul Kisah di atas Kertas dengan kata sambutan dari budayawan sekaligus Ketua Grup Apresiasi Seni (GAS) Bondowoso, Junaidi, S.Pd. Di tahun ini, GLB kembali menerbitkan buku keempat berjudul Meronce Kisah Terserak (Antologi Pentigraf) yang diikuti 26 penulis.

Dari keempat buku tersebut, lebih separuh anggota GLB telah 3 kali mendapat Piagam Penghargaan dari Kepala Kemenag. Kabupaten Bondowoso yang diberikan bertepatan dengan peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama. Selanjutnya, dalam satu tahun GLB akan mengupayakan dapat menerbitkan minimal 3 buku.

Di madrasah, saya berusaha menularkan virus literasi kepada guru dan siswa. Hingga salah satu guru bergabung GLB dan telah menerbitkan 2 buku antologi. Sementara untuk siswa, saya mengajak mereka menulis aktivitas sehari-hari, dan tulisan mereka ditempel di pajangan literasi kelas sehingga semua siswa bisa membaca tulisan teman lainnya.

Berkat aktivitas di literasi itu, terhitung Tahun Ajaran 2022/2023 saya dipercaya oleh kepala madrasah menjadi kepala perpustakaan. Mengelola perpustakaan menjadi lebih baik sehingga antusiasme guru dan siswa terhadap literasi semakin meningkat.

Lebih dari 365 hari literasi telah mengiringi langkah saya, mengimbaskan manfaat dan menumbuhkembangkan budaya berliterasi kepada masyarakat. Saya benar-benar tidak menyangka bisa sampai di titik ini. Semua berkat campur tangan Allah SWT.

Bondowoso, 6 Oktober 2022

Profil Pengarang

Dianna Ummijathie, S.Pd., Guru MI Nurul Hasan Kejawan, Grujugan, Bondowoso. Mulai menulis sejak bergabung MediaGuru pada 2019, dan Komunitas Griya Literasi Bondowoso (GLB) pada 2020. Dia telah menghasilkan dua buku tunggal berjudul Anakku Melatih Kesabaranku (2020), dan Spektrum Sunyi (2021), serta menulis 57 buku antologi. Beberapa artikelnya dimuat di Majalah Literasi Indonesia, Majalah Elipsis dan Majalah Mimbar Pembangunan Agama (MPA) Kemenag. Jawa Timur.

Dia telah 12 kali memenangi lomba menulis antologi MediaGuru.

Dia bisa dihubungi melalui e-mail: [email protected]. WhatsApp 081331961232