Belajar Antri
#TG H35
Belajar Antri
Pulang kerja menjelang sore itu, Bu Asih langsung buru-buru mengajak suami dan anaknya untuk ke toko sembako yang cukup besar di pasar. Sesampainya di dekat toko tersebut, Pak Ndoro, suaminya itu, rada bingung melihat antrian orang yang mengular. Dalam hati ia bertanya apalah yang sedang terjadi. Tapi belum sempat ia bertanya pada sang istri, Bu Asih langsung memintanya ikut antri sembari memberinya uang lima puluh ribu rupiah.
Setengah berbisik, Bu Asih menjelaskan urgensi dan alasan mereka harus ikut antri itu. Hal yang sama terjadi dengan anaknya. Tanpa perlawanan, Pak Ndoro dan anaknya dengan tertib mulai berdiri di belakang Bu Asih.
Setelah hampir satu jam berdiri di barisan, tibalah giliran Bu Asih. Dengan menyerahkan uang yang digenggamnya, sang penjaga toko langsung memberinya bungkusan berisi: 2 kg minyak goreng dan gula 1 kg, setelah itu ia diminta mencelupkan ujung kelingkingnya di tinta yang tersedia. Seperti pemilu, he he he.
Begitu pula suaminya, ia pun mendapat bingkisan dan perlakuan yang sama. Namun tiba giliran anaknya, si penjaga toko tiba-tiba mengusap kepala anaknya sambil berkata,"Adek kecil, maaf ya kamu ngga bisa beli ini, kamu kan belum bisa masak, jadi belum perlu." Anaknya langsung mendekati Bu Asih, matanya berkaca-kaca, "Ibu tunggu aku besar ya,",ucapnya polos. Bu Asih memeluknya. "Ngga apa-apa nak, kamu beruntung sudah belajar tertib antri,"hiburnya, sambil meringis.
D_170322
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren kisahnya.. Jadi ingat antrian minyak goreng di swalayan.. hehe.. Satu keluarga antri dengan membawa uang masing2.. hehe.. Sukses selalu
Selamat pagi Ibu Dian Pertiwi. Semoga sehat dan sukses selalu
Selamat pagi, aamiin untuk doanya, Pak Herru. Semoga Pak Herru dan keluarga juga selalu sehat dan bahagia.