#TG H31

Secret Admirer 7

Menjelang waktu Asar, jenazahnya telah selesai dimandikan dan dikafani. Hanya beberapa anggota keluarganya yang melaksanakan kedua prosesi itu secara tertutup, dii ruangan lain yang berada di samping ruang tamu itu.

Sesaat sebelum jenazah Wira dibawa ke masjid, salah seorang dari keluarganya menyampaikan pesan terkait semua hal yang mungkin belum terselesaikan oleh almarhum, dan meminta kesediaan para pelayat untuk menyelesaikannya langsung dengan pihak keluarga.

Tak disangka, seusai melaksanakan salat jenazah, kami bertemu Arif dan Zaki di masjid. Mereka juga bagian anggota kelompok KKN kami saat itu. Rupanya, mereka masih cukup sering berkomunikasi dengan almarhum. Kata Arif, mereka pernah beberapa kali bertemu, seperti reunian begitu.

Hujan rintik-rintik mengiringi saat rombongan pelayat hendak mengantar jenazah ke pemakaman. Karena pemakamannya cukup jauh, aku dan Ayu awalnya hendak memesan taksi untuk kesana. "Sudah bareng aku saja,"kata Arif, sambil menunjuk ke mobilnya. Akhirnya kami berdua ikut Arif, sementara Zaki mengendarai motornya.

Prosesi pemakaman berlangsung lancar. Sepanjang proses pemakaman, aku larut dalam kenangan bersama Wira saat di kegiatan KKN.

"R... Hati-hati, jangan lari, jalannya licin!"teriak Wira, yang ikut berlari di belakangku. Seketika ucapannya kembali terngiang di telingaku.

"R itu apa sih?"tanyaku seraya berhenti berlari, dan mengatur napas. Wira pun berhenti, dan berdiri di hadapanku. "You said you love rain, right?"ujarnya sambil menghapus air hujan di wajahnya dengan tangan. "So what?"tanyaku, sembari mulai berlari lagi. "So, R is for Rain!"teriaknya sambil kembali ikut berlari.

Ah, suara itu terdengar masih jelas sekali di telingaku. Kenangan itu, tiba-tiba kembali mengingatkanku akan Wira. Ia yang menghilang, lalu kembali dengan kabar duka mendalam.

D_130322