#TG H26

Secret Admirer 2

Hari-hari setelah kejadian sore itu, tak mengubah kebersamaan kami dengannya menjadi akrab. Ia tetap bicara seperlunya, meskipun anggota kelompok lainnya terlibat diskusi tentang program yang kami lakukan di desa itu.

Akhirnya kegiatan pengabdian masyarakat itu rampung, komunikasi diantara kami bersepuluh pun semakin jarang. Alasan utama karena kesibukan masing-masing, apalagi setelah semua diwisuda. Aku sendiri tak tahu dimana dan apa yang terjadi dengan mereka selanjutnya.

Hingga malam itu, aku masih tidak yakin kalau komen-komen itu benar darinya. Ia yang pendiam dan terkesan menjaga jarak, sungguhkah menaruh hati denganku?

WW, inisial itu, kini menggugah ingatanku tentangnya. "Wira Wistara!" Seketika nama itu meluncur dari bibirku. Sekarang aku mengingatnya, ya itu namanya!

"Dimana dia sekarang?" Pikiranku jadi semakin larut mengingatnya. Baru kusadari, sekian tahun wajahnya tak terlintas di benakku.

Sejak awal mengenalnya, aku mencoba memahami sikapnya yang lebih suka menyendiri, mungkin ia termasuk tipe orang yang introvert. Bagiku setiap orang wajar berbeda dalam bersikap, aku memakluminya. Ia memilih menjaga privasinya, ya aku menghargainya. Karenanya, aku tak mencoba untuk mengakrabkan diri juga.

Tapi, malam itu, aku bingung dibuatnya. Setelah mengetahui bahwa bertahun-tahun ia selalu mencoba mengirimkan pesan lewat komennya, aku merasa mungkin aku salah bersikap dengannya.

Tiba-tiba, aku tertarik untuk mencari tahu keberadaannya. Kubuka beberapa grup WA alumni yang selama ini jarang sekali kuperhatikan. Berharap ada nama seseorang yang bisa memberiku koneksi dan kabar tentangnya. "Wira, kamu dimana?" Tanpa kusadari, tanya itu terucap lirih.

D_080322