Dian Pertiwi

Yang sederhana itu hati Tak perlu direka karena telah tertata Yang sederhana itu hati Tak dapat dipaksa karena ia bisa memilih Yang sederhana itu hati Tak mung...

Selengkapnya
Navigasi Web

Secret Admirer

#TG H33

Secret Admirer 9

Sepanjang perjalanan pulang, tak banyak yang kami bicarakan. Kami seperti terhipnotis dengan apa yang kami hadapi hari itu.

Arif hanya fokus menyetir, dan menikmati perjalanan dalam diam. Ia memutuskan mengantar Ayu terlebih dahulu, karena ternyata rumah Ayu lebih jauh dari rumahnya. Ayu pun hanya sesekali bertanya tentang Wira pada Arif. Ia tampak sedih sekali, dan terlihat lebih sering menghapus air matanya. Aku sendiri tak jauh berbeda, hanya duduk diam di kursi belakang sambil memandang ke luar jendela mobil. Entah mengapa berulangkali terlintas kenangan yang pernah kualami bersama Wira saat KKN.

Matahari hampir terbenam ketika kami tiba di rumah Ayu. Ia sempat mengajak kami mampir, tapi Arif menolak halus karena pakaiannya cukup kotor setelah ikut menyambut jenazah Wira di liang lahad.

"Lain kali kita saling kontak saja, biar janjian bertemu lagi,"usul Arif, menghibur Ayu yang kembali berurai air mata. "Benar Yu, insya Allah nanti kita komunikasi lagi, ya?"sambungku, sambil merangkulnya. Ayu mengangguk, lalu mengingatkanku untuk menyimpan nomor telepon Arif.

Sama halnya ketika mengantar Ayu, di perjalanan ke rumahku, kami berdua masih enggan untuk membahas apapun. Aku pindah ke kursi depan yang tadinya ditempati Ayu.

"Na, tolong simpan nomor hp-mu kesini ya,"ujar Arif memecah keheningan perjalanan kami. Ia menyodorkan gawai yang diambilnya dari saku kemeja yang dikenakannya, sambil terus menatap ke jalan dan menyetir.

Kuterima gawainya sambil menatapnya ragu. "Kenapa, Na?"tanyanya, ia terlihat bingung dengan sikapku itu. "Oh ngga apa-apa,"jawabku, sekenanya. Aku juga tak tahu alasan mengapa aku menatapnya.

Kubuka layar gawainya, yang ternyata tak berkunci. Di layarnya terpasang foto profil dirinya dan seorang wanita. Dengan canggung, buru-buru kubuka aplikasi kontak telepon, kuklik tanda tambah, kuketik nama dan nomor hp-ku disana, lalu kuklik "simpan". "Nomor Ayu, kusimpankan juga ya?"ujarku sambil membuka hp-ku untuk mencari nomor kontak Ayu. "Boleh!"sahutnya, tanpa menoleh. Setelah nomor Ayu juga kutambahkan, kukembalikan gawai itu ke Arif. "Thanks,"ucap Arif seraya menyambut gawainya.

Hujan masih rintik, Arif hanya turun sebentar dan mengantarku di depan pagar. "Aku langsung pulang, Na,"katanya. "Sampai ketemu nanti,ya...,"tambahnya, sambil kembali naik ke mobilnya. Aku hanya tersenyum, melepasnya.

D_150322

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post