Didik Hermanto

Guru SDIT Daarul Fikri Cikarang-Bekasi...

Selengkapnya
Navigasi Web
TA'ARUF DIBALIK LILIN

TA'ARUF DIBALIK LILIN

Lega, akhirnya waktu itu datang juga. Usahaku selama ini untuk bertemu dengan tulang rusukku sebentar lagi terpenuhi. Sahabatku mendekatiku membawa amplop berisi biodata sesorang. Saat kubuka, mataku langsung tertuju pada selembar foto yang ada didalamnya. Desh! hatiku langsung bergetar. Rasanya tak perlu membaca profil lengkap hidupnya. cukup satu kata, lanjutkan.

Esoknya langsung saja aku menemui sahabatku. Memberikan profilku, lengkap dengan sebuah photo kecil berambut tentara. Setengah badan memang, tetapi aku rasa cukup mewakili kepribadianku.

Tiga hari berselang, waktu pertemuan itu segera tiba. Ya, malam ini. Ingin rasanya aku mempecepat waktu agar aku bisa segera bertemu calon bidadariku. Calon ibu dari anak-anakku.

Sebentar lagi kendaraanku akan tiba di tempat aku pertama kali bertemu dengannya. Mendekati tempat tersebut, aku ditemani sahabatku singgah terlebih dahulu ke sebuah masjid untuk sholat isya’. Berdoa setelahnya, agar pertemuan ini menjadi pertemuan yang diridai-Nya.

“Pertemuan yang ku impikan, kini jadi kenyataan. Pertemuan yang kudambakan ternyata bukan hayalan (Rhoma)”. Pikiranku seolah bersenandung menunggu moment sakral ini.

Gelap! Beranjak ke tempat tujuan, ternyata lampu-lampu penerang rumah-rumah mati. Listrik padam. Pertemuanku harus ditemani kegelapan malam. Tak terbayang jika harus melihatnya di tengah kegelapan malam tanpa penerang.

Sebatang lilin seolah menjadi penyelamatku. Tak apalah jika harus melihatnya secara samar-samar. Mungkin Tuhan masih ingin memberiku isyarat. Bahwa menikah jangan karena nafsu. Keremangannya seolah menjadi benteng bagi nafsuku yang seolah ingin menerobos langsung.

Lilin tersebut diletakkan ditengah. Kulihat sekilas wajahnya membentuk siluet hitam nan anggun. Terlalu indah untuk sekedar dicuri-curi pandang.

Percakapan dimulai. Aku mulai bertanya tentang dirinya, keluarganya dan segala sesuatu tentangnya. Terutama rencananya nanti mengurus calon buah hatiku kelak. Masih samar kupandang, tapi aku tetap bersyukur. Hasratku untuk menyempurnakan agamaku, tak harus berhadapan lewat nafsu

Terima kasihku kepada sebatang lilin. Menyelamatkan nafsuku dari sisi negatif arti sebuah pernikahan. Semoga dialah perhiasan duniaku, amien yaa rabb.

Penulis adalah peserta sagusabu Cikarang-Bekasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selamat datang di gurusiana. Sukses selalu dan barakallah

11 Nov
Balas

Superrr sekali

11 Nov
Balas



search

New Post