Didik sholichul

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
mengenang dunia pendidikan

mengenang dunia pendidikan

Kasus sebagaimana yang terjadi pada Daoed dan pemikirannya adalah contoh betapa ingatan kolektif kita seringkali diwarnai oleh kesulitan memisahkan mutiara dari pasirnya. Semua yang berlumur pasir akan dianggap sama dengan pasir, padahal mestinya tidak demikian. Itulah sindrom dari masyarakat non-analitis. Dalam masyarakat non-analitis, mutiara diandaikan berasal dari gunung mutiara, dan bijih emas berasal dari bongkahan emas pula. Dan sindrom semacam itu telah meluputkan kita dari banyak mutiara terpendam dan bijih emas yang tersembunyi. Daoed, menurut saya, adalah salah satunya. Ia adalah pohon yang khas baik di tengah belantara Orde Baru maupun di tengah hutan alumni Fakultas Ekonomi UI yang sangat didominasi oleh pemikiran Mafia Berkeley. Sejauh yang bisa saya catat, Daoed Joesoef adalah satu-satunya menteri pada jamannya, dan mungkin juga hingga kini, yang menuliskan sendiri pidato-pidatonya. Dia tidak mau menggunakan 'ghost writer'. Meski berasal dari FE-UI, dalam sidang-sidang kabinet, dia adalah pengkritik paling awal tim ekonomi pemerintah, yang digawangi Mafia Berkeley, yang membuatnya tak pernah disukai oleh Soeharto. Ada satu janjinya yang hingga kini coba saya samai, namun tak pernah konsisten saya jalani: janji membaca buku seribu halaman per minggu.

Kelompok bangsa yang paling sanggup menyelaraskan kontradiksi hidup, salah satunya adalah, bangsa Jawa. Perhatikan betapa bervariasinya ketersediaan kosa kata atau ungkapan yang dapat dipakai untuk keperluan itu. Sesulit dan seberat apapun kondisi hidup yang mendera orang Jawa, mereka terbiasa meredakannya dengan cukup berucap: "mbuh" atau "yo weslah" atau "ditompo wae" atau "sak mlakune sak tuthuke". Strategi beradaptasi itu terus berkembang hingga selalu menemukan cara ungkap yang juga selalu adaptif. Satu contoh yang menurut saya sangat orisinal yang kemudian menjadi properti tuturan kolektif masyarakat jawa di jaman now adalah: "Yen kuat dilakoni yen ora kuat ditinggal ngopi.":DDk Orang jawa itu menantang hidup melalui kepasifan penerimaannya. Untuk itu tak perlu heran jika orang jawa sanggup memaklumi kelaliman penguasanya dengan tawa, dan jika sudah gak kuat, mereka akan memilih membabat sesamanya, dan sang penguasa jawa selalu memilih diam saja.

Di film Sang Pencerah, ada satu adegan kiai Dahlan keluar rumah dg melangkahkan kaki kanannya dulu. Kiai di film itu rupanya tdk cukup mengenal ajaran agama, tdk tau dia bahwa Islam mengajarkan keluar rumah langkahkan kaki yg kiri dulu, barulah masuk rumah pake kaki yg kanan. Kelihatannya soal sepele, tapi kiai sekaliber Dahlan, sesembrono

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post