Aku Dan Guru
Aku melihat sejarah dalam raut wajahmu
Aku melihat zaman di setiap langkahmu
Bicaramu adalah mantera -mantera
Perintahmu adalah doa -doa
Kehadiranmu mengubah dunia
Entah kau ini manusia setengah dewa
Atau dewa setengah manusia ....
Karena setiap kau ada
Kau tak pernah tiada
....
Aku melihat bahagia dalam bola matamu
Akupun melihat gulita dalam setiap getirmu
Tangismu adalah hujan dalam kering padang yang gersang
Tawamu adalah embun yang membasahi ilalang
Dirimu adalah dalang dalam lakon -lakon wayang
Dirimu adalah sutradara dalam peran para bintang
Kau seperti dirigen dalam setiap simfoni yang berdentang
Dan kau tak ubahnya laksana panglima dibelakang genderang perang
Meski kadang tersengal...
Walau kadang seperti Bayang -bayang hayal
Kau tetap tak pernah berhenti dalam amal
Aku melihatmu dalam warna hidup yang kental
Guru...
Aku....
Kita mungkin terlihat besar dalam kacamata -kacamata yang kecil
Tetaplah berjuang, kawan...
Hingga dunia benar -benar tahu,
Kita selalu ada di baris terdepan
Dalam merah dan putih warna hidup
.........
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tawamu adalah embun yang membasahi ilalang. Luar biasa ... begitu sejuk membayangkannya. Puisi yang indah pak.
Trmksih, bu.