Kidung untuk sang guru
Air kadang perlahan mengalir
Sang Angin kadang lembut berdesir
Tapi tak se -pelan peluhmu mengalir
Tak selembut hatimu bertafsir...
Kadang mentari hangat bersinar
Sang bintang kadang menatap nanar
Tapi Tak sehangat sinarmu saat mengajar
Tak se -nanar tatapmu saat ilmu ter gelar..
Engkaulah Air yang mengalir itu
Engkaulah sang bayu
Engkaulah mentari
Dan engkaulah bintang yang Tak pernah menepi
Aku takjub dengan segala peluhmu
Aku takzim dengan hangat hatimu
Engkaulah segala nyanyian suara hati
Kadang Air mata ini jatuh satu satu
Saat kau habiskan segala sisa hidupmu
Kadang senyum ini tersungging
Saat kau habiskan suara yang hampir kering
Biarkan kusimpan segala ceritamu
Menjadi puisi puisi kecilku
Meski tak berbingkai emas
Meski tak bertabur manik manik yang bernas
Engkaulah puisi kecilku
Yang tetap bertahta di kedalaman relung jiwa...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Dalem
pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu ikhlas dalam keterbatasan Bagus Pak.