Puisi tanpa amplop dan perangko
Adakah kau telah membaca puisiku, teman.
Tulisan yang sengaja ku kirimkan untukmu
Tanpa amplop, memang.
Juga tanpa perangko seperti dulu kita bertukar kata
Adakah tlah kau baca puisiku?
Biasa saja, memang.
Tapi butuh waktu yang panjang...
Untuk menuliskannya untukmu
Karena kau begitu sangat luar biasa untukku.
Bila masih belum sempat kau baca ini, teman,
Semoga esok esok kau masih sempat melihatnya
Karena kuingin kau yang membacanya.
Andai malam ini kau tlah terima puisiku,
Bacalah, teman,
Karena Aku sengaja menuliskannya untukmu,
Karena tak mudah menuliskannya untukkmu.
Katakanlah padaku, kau akan tetap menjadi temanku
Dan membaca puisiku,
Tanpa amplop, memang.
Tanpa perangko, memang.
Semoga kau senang, teman.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar