Bayangan Kelam
Kuambil ranting, kujadikan pena
kuukir kata hati di daun yang mulai mengering
kutatap langit yang menghitam, kelam
seakan engan menampakkan senyum indah sang mentari
inginku bertanya pada angin
mengapa tak sempat membawa maaf ketika lalu
dan kudapati hanya belaian yang terasa menggores epidermis
kaku, itu yang terasa saat bibir memulai kata
dan detak di dada mulai tak seirama
bayangan kelam yang menyeringai, mengejek
satu tanda tanya yang mulai bergelantungan di kepala
membuat lobus frontal bekerja lebih keras
mencampakkan emosi ke luapan kesabaran
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereen puisinya bu....
Terima kasih Pak..