Hujan
langit kembali menyemai hujan
bulir-bulir air menetes merangkul bumi yang dingin
suara yang mengisyaratkan kesenduan
membawa pikiran merajut kenangan yang terlupa
***
mata yang tak lagi mau bersahabat dengan hati
menuliskan kata insomnia di kepala
helaan napas panjang dan berat
menemani sepi yang kian merindu
***
hening namun berisik
memecah kantuk yang mulai mengutuk
angin yang masuk merasuk ke pori-pori yang ternganga
menjadikan malam semakin temaram
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih Bapak, Salam literasi
keren puisinya bun
Terima kasih, Bunda
Terima kasih, Bunda
Terima kasih, Bunda
Terima kasih, Bunda
Puisi yang indah dan cadas sukses selalu bunda Dika. salam skss
Terima kasih, Salam sukses..