Saya pernah mengalami titik jenuh dimana saya pernah berfikir untuk berhenti menjadi seorang guru, dan mencari pekerjaan lain, setiap hari, setiap bulan, setiap tahun, sama saja., yang membedakan adalah setiap tahun anak-anak berganti (penerimaan peserta didik baru) dan saya merasa tidak berkembang pembelajaran yang monoton, pembelajaran berpusat pada guru, ceramah, yang sangat membosankan, dan Lingkungan kerja yang memilih berada di zona nyaman.

Semangat baru saya muncul ketika saya mengikuti berbagai macam kegiatan seminar dan pelatihan, ternyata banyak hal yang harus dilakukan oleh guru dalam menciptakan pembelajaran inovatif, kreatif dan menyenangkan, saya tertantang pada diri saya sendiri saya akan berubah di kelas saya, yang tadinya menjenuhkan, saya ingin menciptakan ruang belajar yang menyenangkan, kreatif dan inofatif. Tidak mudah memang, banyak sekali kendala, Apalagi anak anak yang sudah terbiasa dengan pembelajaran teacher center sangat susah untuk keluar dari zona nyaman,

Berkali kali gagal, Tetapi saya tidak berhenti disitu, saya terus mencoba menciptakan ruang belajar yang menyenangkan, kali ini Saya ingin mencoba pembelajaran menggunakan media berbasis smartphone, awalnya susah, karna disekolah saya tidak boleh membawa smartphone, tapi saya mencoba untuk minta ijin ke kepala sekolah agar anak-anak membawa smartphone sekolah untuk kepentingan pembelajaran materi desain grafis pada mata pelajaran seni budaya. Setelah mendapatkan ijin, sesegera mungkin saya kekelas untuk menggumumkan ke anak-anak membawa smartphone untuk media pembelajaran.

Kalian apa kabar anak-anak ? “sapaku kepada anak-anak yang sedang asik duduk di kelas. “baik pak” jawab sebagian dari anak-anak. Mendengar jawaban dari anak-anak tadi, salah satu anak langsung menanggapi, bosen, capek pak, dari tadi nulis terus, pulang aja ya pak”. Celetuknya diikuti tawa kecil temen temennya yang lain. “Tenang” jawabku datar minggu depan kita membuat desain grafis pakai smartphone kalian, jadi besok waktu jam pelajaran seni budaya, kalian boleh bawa smartphone kalian.” “beneran pak boleh” jawab anak-anak. “Iya boleh.” Sontak seisi kelas ramai.” Hoorrreeeee”

Rasanya saya gak sabar untuk menanti besaok pagi, Mengawali pertemuan di kelas itu dengan menggucapakan salam dan menanyakan kabar. “selamat pagi anak-anak” sapaku dengan bersemangat. “Pagi pak...” jawaban anak-anak bersemangat. rasanya anak-anak pagi ini bahagia banget, lebih bahagia dari pagi pagi biasanya. Sepertinya mereka sudah gak sabar untuk membuat desai grafis. Saya mengecek kesiapan peralatan anak-anak yaitu smartphone sebagai media utama. Karena tidak semua anak-anak memiliki samrtphone. Maka sayapun memberi saran yang tidak punya silahkan membentuk kelompok dengan temannya yang mebawa smartphone.

Saya memberikan intruksi kepada anak-anak, “Silahkan dowload aplikasi yang tersedia di playstore, ada banyak aplikasi desain disana, ada canva, piscay, desain marker dll. Kalian pilih yang sesuai keinginan dan kemampuan kalian” kata saya. Kemudian anak-anak langsung sibuk dengan smartphonennya mencari aplikasi yang cocok aplikasi apa yang akan mereka pakai. Dengan ini anak jauh lebih semangat, lebih termotivasi untuk belajar dan mencoba. Ada beberapa anak yang sudah pintar dalam mendesain. Anak-anak yang sudah selesaipun terlihat memberikan saran dan membantu teman temannya yang mengalami kesusahan.

Tak terasa dua jam berlalu begitu cepat, bahkan ketika jam sudah selasai malah ada yang masih asik dengan desainnya. “Pak jamnya ditambah pak, lagi asik bikin desain nih pak, Dua jam kurang pak buat desain” seru salah satu anak. Sebagian anak anak sudah mengirimkan desainnya lewat via whatshap. Dan hasil anak anak ini akan kita print dan di pasang di majalah dinding sekolah kita.

Saya tidak pernah melihat anak anak belajar seasik ini. Satu hal yang membuat saya merinding adalah ketika saya menayakan, “apa pendapat kalian dengan pembelajaran hari ini, salah satu anak menjawab “seru pak ternyata desain grafis bisa dilakukan di smartphone kita ya pak, pak boleh tidak nanti saya mau bikin desain lagi, dan saya kirimkan ke bapak.” Saya belum pernah mendapati ini ketika saya melakuakn pembelajaran.