DIMAS WIHANDOKO

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENDIDIK DENGAN BERMAIN

Teknik pembelajaran efektif di sekolah dasar

MENDIDIK DENGAN BERMAIN

Salah satu tugas dan kewajiban guru yang telah diatur oleh undang – undang adalah mendidik, yang dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan kepribadian atau karakter, sikap mental dan akhlak anak didik. mendidik tidak sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of values yaitu menghantarkan pada nilai-nilai kebaikan, mendidik dilaksanalakan secara holistik dalam segala aspek, yakni aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif, agar tumbuh sebagai manusia yang berpribadi. Guru dengan segala kompetensi sudah semestinya memiliki strategi atau metode tersendiri dalam mendidik siswa, maka dari itu guru dituntut untuk kreatif dan inovatif agar proses mendidik dapat mencapai tujuan, hal ini tentu berlaku untuk semua jenjang pendidikan dari jenjang pendidikan dasar hingga jenjang pendidikan menengah, hal tersebut mutlak untuk semua orang yang telah mengabdikan menjadi guru, termasuk guru pendidikan jasmani atau guru olahraga. namun, meski sama dalam konteks mendidik tentunya pola dan implementasinya berbeda disesuaikan dengan karakter dan usia siswa.

Pada jenjang pendidikan dasar, proses mendidik bisa jadi membutuhkan energi yang lebih besar bagi para guru sekolah dasar dibanding guru di jenjang menengah, bagaimana tidak, pada jenjang ini terdiri dari 6 tingkatan kelas, dari kelas bawah ( 1,2,3) dan kelas atas ( 4,5,6) oleh karenanya guru harus pandai-pandai memilih dan menyajikan “formula” yang tepat untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan mentransfer nilai-nilai pada siswa, terlebih pada siswa kelas 1 dan kelas 2 SD yang notabene merupakan masa transisi dari taman kanak-kanak, dalam mendidik kelas bawah ini. tingkat kesabaran guru pun harus ditingkatkan, dan memberikan perhatian dan kasih sayang kepada mereka sehingga siswa benar menjadikan sekolah sebagai rumah keduanya dan guru adalah orang tua mereka disekolah. Untuk memberikan pelayanan yang tepat bagi siswa, guru pada jenjang sekolah dasar harus memahami bagaimana karakteristik anak usia sekolah dasar, mereka merupakan individu yang berusia 6 hingga 12 tahun dan mengikuti pendidikan formal pada jenjang dasar selama 6 tahun. karakteristik individu anak sekolah dasar diantaranya adalah senang bermain, selalu bergerak, senang bekerja dan bermain dalam kelompok, serta senantiasa ingin melaksanakan atau merasakan pengalaman langsung dengan melakukan sendiri. Dalam konteks karateristik ini dalam usia yang masih dini anak cenderung untuk ingin bermain dan menghabiskan waktunya hanya untuk bermain, maka dari hal tersebut agar tidak megalami masa kecil kurang bahagia sebaiknya guru dan orangtua tidakBOLEH dibatasi dalam bermain tentunya dengan pengawasan dan bimbingan guru maupun orangtua.

Karakter yang kedua adalah anak sekolah dasar gemar untuk bergerak, pada karakter ini secara langsung dapat di tumbuh kembangkan ketika anak bermain, pada saat anak bermain, di dalamnya berisi tentang berbagai keterampilan gerak, dari gerak yang sifatnya sederhana atau gerak dasar sampai pada ketrampilan gerak yang rumit atau kompleks, selain memiliki manfaat untuk ketrampilan gerak, bermain juga penting untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh anggota tubuh, serta dapat pula menyalurkan energi berlebih yang ada pada anak. Hal ini senada dengan dengan karakter anak sekolah dasar yang gemar bergerak. Karakter selanjutnya adalah Senang bekerja dalam kelompok Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia, anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk sosial yang bersosialisasi dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelompok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi aturan aturan kelompok, belajar setia kawan,belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif) mempelajari keadilan dan demokrasi.

Karakter berikutnya adalah anak sekolah dasar yang senang diperhatikan dan suka meniru, mereka adalah pribadi yang haus akan perhatian baik dirumah ataupun disekolah, misalnya saja anak akan puas bila ditanggapi oleh guru saat dia masuk ke kantor atau menghadang bapak. Ibu guru untuk sekedar melaporkan kejahilan temannya. Selain ingin diperhatikan anak juga gemar meniru, dalam karakter suka meniru, , anak mencari suatu figur yang sering dia lihat dan dia temui pada kehidupan sehari hari, dalam hal ini media televisi memberikan pengaruh yang besar bagi anak usia sekolah dasar, karena tayangan yang dikonsumsi langsung oleh anak, akan diimitasi dan tersimpan dalam memori mereka, oleh sebab itu sangatlah penting bagi guru ataupun orang tua untuk melakukan pendampingan pada saat anak menyaksikan tayangan televisi.

Setelah mengenal dan memahami karakter anak usia sekolah dasar, langkah guru adalah menjadikannya dasar pengetahuan untuk dapat menyajikan dan memiliki strategi dalam mendidik anak dengan pola yang tepat serta efisien, dan diketahui bahwa salah strategi mendidik adalah dengan bermain, dengan tetap berpedoman bahwa bermain merupakan cara anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia sekitar sehingga mereka akan menemukan sesuatu dari pengalaman yang mereka lakukan sendiri. Dalam hal ini guru wajib mengetahui kaidah bermain untuk mendidik dan mengintegrasikannya dalam pembelajaran. Guru juga memperkenalkan anak dengan berbagai jenis pengamalan dalam bermain, menjadikan bermain sebagai satu laboratorium dimana anak dapat bereksperimen dan eksploitasi anak akan menemukan sesuatu dan terbiasa menghadapi berbagai persoalan untuk dipecahkan. Maka suasana ini akan dapat menjadikan anak kreatif dalam menghadapi masalah, selain itu bermain merupakan penerapan kerterampilan yang baru dengan cara yang tepat. Bermain juga merupakan miniatur dari kehidupan bermasyarakat, anak dapat memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal tidak terkecuali pelajaran.

Begitu banyak manfaat yang diperoleh dari bermain , namun bukan asal bermain dan bermain dengan asal, namun lebih pada bermain yang berorientasi pada pengembangan karakter anak, dimana hal ini dapat secara tidak langsung bersinergi dengan tumbuh kembangnya sikap positif anak seperti, kerjasama, disiplin, jujur dan bertanggung jawab serta menghargai orang lain, oleh karena itu sebagai guru maupun orang tua tentunya harus memberikan contoh bermain yang tepat bagi anak, terlebih seorang guru, yang memiliki tugas menjadi fasilitator anak di sekolah, bukan merupakan hal yang tabu dan memalukan bila seorang guru turut serta bermain dengan anak didiknya, masuk ke dunia anak-anak, hal ini berdampak positif karena secara masif guru dapat melihat karakter anak yang sesungguhnya saat dia melakukan sebuah permainan.

Pola mendidik dengan bermain ini hendaknya selalu menjadi bagian yang terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar. mengingat bahwa dari masa ke masa seiring dengan perubahan jaman dan perkembangan teknologi , alat untuk bermain anak – anak pun turut berubah, banyak alat atau mainan sederhana yang sarat akan makna jarang ditemukan pada masa sekarang ini, seperti bakiak, egrag, dakon, dsb. karena tergeser oleh mainan – mainan canggih yang mudah dan terjangkau didapat dipasaran, termasuk mainan yang langsung terkoneksi pada jaringan internet, atau lebih dikenal dengan game online . keberadaan game online kini pun telah menjamur dari perkotaan hingga masuk pada pedesaan, sehingga semakin menyudutkan permainan tradisonal yang merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia, saat ini banyak anak yang enggan melangkahkan kaki ke kebun atau lapangan di tengah kampung untuk bermain mainan tradisional, langkah kaki mereka tertuju pada warung internet dan tempat game online berada dan menghabiskan waktu serta uang saku mereka disana, saat ini pula tiada terlihat anak – anak perempuan yang memainkan tangan mereka untuk bermain lompat tali, bermain kucing dan tikus, atau permainan tradisional lain yang dimainkan dengan teman sebayanya seperti jaman dahulu. Pada masa kini baik anak perempuan maupun anak laki – laki lebih gemar memainkan jari jemari lentik mereka untuk memencet keypad maupun menyentuh layar smartphoneyang mereka miliki, berbagai sosial media mereka ikuti, lewat dunia maya mereka saling berkomunikasi dengan teman dan sanak famili. Semakin bangga mereka jika akun mereka banyak teman ataupun yang mengikuti. Kegiatan Ini pula yang sedini mungkin harus kita waspadai dan lebih meluangkan waktu mendampingi anak, kita lebih proaktif dan meningkatkan kepedulian kepada anak.

Maka akhir tulisan, tidak ada kata terlambat untuk menjadikan anak sekolah dasar sesuai dengan karakter mereka yang sesungguhnya, tentunya bukan hanya tugas guru, namun juga dukungan dari orang tua, lebih berani berkata tidak pada permintaan anak usia sekolah dasar untuk memiliki gadget canggih, turut mengenalkan kepada anak tentang bermain, seperti permainan tradisional yang sederhana namun sarat makna. Demi menciptakan anak sekolah dasar yang berbudaya, cinta tanah air dan bangsa, cerdas serta berbudi pekerti untuk menjadi generasi penerus pembangun negeri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post