Dina Hanif Mufidah

Dina Hanif Mufidah, guru di lingkungan Majlis Dikdasmen PCM GKB Gresik, yang bertugas sebagai Kepala SD Muhammadiyah Giri Gresik. Lahir di Sidoarjo, Jawa Timur ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nasi Gandul Pak Memet (Tantangan Gurusiana  Hari ke -11)

Nasi Gandul Pak Memet (Tantangan Gurusiana Hari ke -11)

Sabtu siang, 4 Januari lalu. Semarang diselimuti mendung. Kami sampai kembali ke kota itu setelah setengah hari menghabiskan waktu di wisata Candi Gedong Songo , untuk menikmati kesejukan udara lereng gunung Ungaran . Di kota , kami mampir memenuhi rasa penasaran si bungsu dengan ngantri beberapa jam di kuliner kaki lima, Leker Paimo yang viral. Lalu kembali ke hotel.

Sekitar pukul setengah lima sore, kami merasa lapar. Di luar hujan, belum kefikiran mau makan apa dan di mana. Siang tadi kami sengaja melewatkan makan siang karena perut kenyang semu oleh beberapa butir durian dan leker, sementara malamnya ada janjian ketemu kenalan lama di lobi hotel. Maka dipandu Google Map kami sepakat menuju salah satu jujugan kuliner yang direkomendasi para youtuber , namanya Nasi Gandul Pak Memet.

Nasi Gandul sebenarnya bukan kuliner khas Semarang seperti halnya Nasi Ayam. Kalo gak salah dari kota Pati, masih Jawa tengah sih. Menu nasi putih yang disiram kuah santan gurih beraroma kaldu daging sapi dan taburan bawang merah goreng melengkapi serta tambahan aneka lauk yang bisa kita pilih sendiri. Sedikit mirip gulai, tapi memang beda cita rasanya.

Nah, Nasi Gandul Pak Memet yang kami kunjungi ini terletak di jalan Cipto No.12. Hujan baru saja reda ketika kami sampai di warung tenda itu. Dan seperti info yang kami terima, benar pengunjungnya ramai sekali. Kami kebagian tempat di luar tenda. Di kursi dan meja plastik tambahan di atas trotoar. Mobil mobil berplat nomor luar kota,berjajar memenuhi area parkir pinggir jalan. Tapi ternyata tak perlu menunggu lama, kami segera mendapatkan pelayanannya. Cepat dan tanggap sekali pegawainya.

Saya pesan 5 nasi berkuah yang perposinya tujuh ribu rupiah saja. Ya hanya nasi plus kuah begitu, pilihan lauknya yang akan menambah harga. Jasmine minta lauk telur bacem saja. Suami saya dan Hafidh, si sulung, pilih daging sapi , saya mencoba menu paru, dan Irham akhirnya mengikuti saya. Sementara menunggu pesanan datang tempe goreng dan perkedel hangat yang tersaji di meja cukup menggoda disantap. Syukurlah pesanan cepat datang, maka kami segera menikmati nasi Gandul yang dihidangkan di atas piring beralas daun pisang itu. Memang sedap, rempah rempahnya terolah mantap.

Selesai makan, adzan maghrib pas berkumandang. Saya bergegas menuju kasir untuk antri membayar. Bu Memet sangat menakjubkan, dia menghitung semua pesanan tiap pelanggan dengan sangat cepat, tanpa kalkulator, “awang-awang” saja istilahnya. Ketika tiba giliran saya, saya cukup menyebutkan sekali tiap item yang sudah kami makan dia merespon cepat dengan menyebut nilai rupiah. Ketika saya mengulang kembali sambil mengingat ingat, dia tampak tidak sabar. Segera saja disebutkannya nominal total, dan saya pasrah, tawakal membayar. Untungnya cukup terjangkau , harga yang normal.

Silahkan anda mampir, silaturahmi warung tenda Pak Memet, jika berkesempatan berkunjung ke Semarang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih, salam kenal Bunda.

28 Jan
Balas

Wah, asyik tuh Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik

27 Jan
Balas



search

New Post