dina hervita

Saya guru di Jakarta Selatan. Ingin berpartisipasi di gerakan literasi. Jargon gemar membaca hanya akan menjadi tulisan tanpa makna jika guru tidak berperan akt...

Selengkapnya
Navigasi Web
Keranjang Telur Kecilku Bernama Bimbel

Keranjang Telur Kecilku Bernama Bimbel

Tak terasa sudah 20 tahun berkiprah. Dari dulu ya segitu-gitu aja. Hanya satu lokal jadi harus paralel untuk kelas-kelas yang lain. Siswanya juga ga bisa banyak. Maksimal 10 siswa per kelas. Walau begitu aku bersyukur memilikinya.

Omzet perbulan bisa dibilang flat. Namun, pemasukan rutin perbulannya juga sudah bisa dipastikan dan tidak bisa dianggap remeh.

Awalnya membuka bimbel hanya untuk memanfaatkan kelebihan waktu luang sore hari. Namun, tawaran privat keluar dan peserta didik bimbel selalu ada tiap tahunnya.

Mengapa bimbelku dicari? Bahkan siswa lamaku yang sudah punya anakpun mencari bimbel kecilku. Jadi istilahnya sudah mengajar cucu..hehe. Aku mengajar bimbel tidak semata materi. SPP bulanannya super murah tapi pelayanannya ga murahan. Aku senang jika anak-anak bisa maju pembelajaran di sekolahnya. Dengan sistem semi privat dan pendekatan layaknya ibu terhadap anaknya, membuat mereka nyaman bertanya seputar pembelajarannya. Bahkan ada yang sampai perguruan tinggipun masih berhubungan baik denganku. Tiap tahun 90% siswa lolos masuk smp, sma dan univ negeri. Trik G2 bimbelku seakan maskot bagi segelintir siswa yang ingin les tapi ga punya modal.

Bersyukur memiliki talenta mengajar semua jenjang kelas untuk semua mapel dari sd smp sma. Dulu solo karir, sekarang ada 2 asisten di bimbel kecilku yang membantu mentoring.

Bimbelku si cabe rawit. Dulu pernah aku tutup sebulan karena ingin istirahat malah banjir peserta didik. Walau pemasukan bersih nyaris tak bergerak diangka 5000K, ternyata menjadi keranjang kokoh di saat sulit seperti sekarang ini.

Sebuah motivasi dari Safir Senduk, seorang ahli keuangan rumah tangga mengatakan:

"Jangan letakkan telur dalam satu keranjang"

Telur yang dimaksud adalah penghasilan. Kita harus mencari sumber keuangan lain diluar gaji kita. Mengapa demikian? Untuk safety keuangan keluarga kita. Misalnya saja kita kena PHK atau perusahaannya bangkrut, kita masih bisa survive sampai mendapat pekerjaan baru. Apapun situasi sulit keluarga, tidak akan berpengaruh besar pada pemenuhan kebutuhan keluarga sehari-hari.

Ada 3 keranjang yang berhasil aku ciptakan dalam kurum waktu 20 tahun terakhir. Gaji, bimbel, dan 1 armada taxi online. Dan 1 keranjang lagi sedang proses survive yaitu olshop melalui fanpage dan web. Walau hasil yang di dapat flat dan receh, namun percayalah akan membuat kita lebih tenang dalam menjalankan hidup berkeluarga.

Aku bersyukur memilikinya. Semoga langgeng dan menjadi ladang rejeki untuk kami. Semoga menginspirasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, luar biasa Bunda ini. Banyak keran rizki yang dibuatnya, hingga ketika satu keran tersumbat, bisa gunakan keran lainnya. Sukses selalu dan barakallah

08 Jan
Balas

Terima kasih bu. Semoga saja bermanfaat bagi yg lain. Jiwa enterpreuner hrs digali khususnya guru honor.

08 Jan
Balas



search

New Post