Ketika Rapuh
Aku melangkah pelan membawa puluhan ketakutan
Masuk tanpa suara dengan senyum ku paksakan
Mengangguk dan berbicara lembut memohon penjelasan
Lalu mulai dengan suasana perkenalan
Sudah lama berlalu
Ketika itu aku masih pribadi yang lugu
Tak banyak bicara, lebih banyak diam di sudut itu
Memperhatikan semua orang di sana berujar dan berlaku
Sampai pada masa kita dekat dan satu
Bekerja dan bertemu kalian selalu buat aku rindu
Tak jarang sampai senja datang pun kita masih menghabiskan waktu
Keluarga kedua, itulah arti kalian buatku
Sampai pula kita pada masa saling meragu
Saling bertatap sinis dan hati terpaku
Hebatnya lidah yang buat hangat itu jadi beku
Hebatnya kata - kata yang buat dekat menjadi jauh
Semua jadi dingin
Tak ada lagi bertemu kalian aku ingin
Tak ada lagi rindu untuk bersua dan bermain
Tak mau lagi rasanya aku merangkai cerita yang menyesakkan batin
Mencoba menemukan siapa yang salah diantara orang - orang tidak bersalah
Mencoba meluruskan kata - kata yang tidak pernah ada
Mencoba memperbaiki keadaan dan terus bertanya mengapa
Namun rasa yang tertinggal hanya hampa
Aku merasa rapuh
Tapi aku masih kuat bertumpu
Aku merasa lelah
Tapi aku tak kan pernah mau menyerah kalah
Padang, 10 Mei 2020

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam Literasi
Semangat teruss, Bu. Salam literasi.. :)
Terimakasih ibuk...