Peminta Hak
Aku menatapnya tajam, menahan amarah. Wajahnya biasa saja, santai tanpa beban, padahal kalimat yang baru saja dia ucapkan begitu menusuk jantung kami, kakak beradik yang ada di situ menemani ibu yang tertunduk lesu. Lebih kaget lagi, ketika ibu juga menyampaikan persetujuannya. Aku berdiri, mengangkat anakku yang baru berusia satu tahun ke dalam gendongan, lalu mengajak anak laki - laki ku satu - satunya, untuk pulang. Sungguh, aku tak tahan lagi mendengar kebodohan ini.
Sudah hampir satu bulan aku tidak menemui ibu, tidak bertanya apapun mengenai kelanjutan cerita bodoh yang sudah di setujuinya kemarin. Rindu yang teramat sangat aku tahan, sebagai pertanda kalau aku tidak setuju dengan persetujuannya. Sampai aku mendapatkan pesan WA dari adikku, ibu meminta kami berkumpul malam ini di rumah.
Kesedihan tampak pada wajahnya yang sudah tua. Aku tak sanggup menatap wajahnya berlama - lama. Beliau mengumumkan akan mulai menawarkan pada orang untuk menjual rumah tempat beliau tinggal, yang beliau bangun bersama dengan suami, ayahku, yang sudah meninggal 20 tahun yang lalu. Beliau sebutkan angka penjualan yang beliau minta, membuat senang wajah orang yang sudah meminta rumah ini dijual dan bagiannya sekalian. Kami, tiga anak perempuan, tidak bisa berkata apa - apa. Keputusan sudah beliau buat, ini hak beliau. " Aku yang akan beli rumah ini, hakmu ku berikan minggu depan. Setelah itu, pergi jauh nikmati hak dan kehidupan yang kau minta." Aku melihat sumringah di wajah ibu dan kedua adik perempuanku. Sementara si peminta hak, diam seperti tercekik.
Padang, 28062020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Zuper duper. Cerita yang menarik dan edukatif. Horas.