Mendapatkan kiriman puisi dari salah satu peserta didik yang pernah kuasuh, membuatku sedikit terharu. Ada sedikit tanya dihatiku, benarkah itu kesan yang ku tinggalkan pada mereka yang kudidik?

Senantiasa berharap, semoga tugas mulia yang kuemban sebagai seorang pendidik mengundang barakah. Ada haru dan bahagaia tersendiri begitu mengetahui kesan yang membekas di hati dan pikiran salah satu peserta didikku yang sudah tiga tahun menjadi alumni dari sekolah tempatku berdinas.

Sebisa mungkin aku akan senantiasa menjadi pendidik yang baik, yang mampu memberi bukan hanya pengetahuan dan pelajaran moral tetapi juga menyayangi laksana orangtua pada anaknya atau seorang kakak pada adiknya.

Menjadikan semua ilmu yang kuberi berguna bagi mereka dan kasih yang kucurah memberi makna adalah salah satu hal terindah dari keagungan profesi ini.

Salam Edukasi, mari mendidik dengan cinta!

Cuplikan Puisi Oleh Marcella Aprianti

Langkah kaki mulai terdengar

Tetapi kau tak menakutkan

"Good Morning Students"

Kata mu ketika kau telah tiba di ambang pintu

Ini Difinisi penalaran ku terhadapmu

Memang tak semua benar, Juga tak berarti salah

Berkaca mata lensa

Tinggi semampai dan elok di pandang

Meski tak 17 Tahun lagi

Suara melengking,Terdengar nyaring

Pemekak organ pendengaran.

Tahukah?

Bahkan Vokalis kasidah kalah oleh suaramu itu

Dengungan suara, intonasi dan gema

Lebih baik tak bersuara.

Setelahnya aku dan teman-teman menyerah

apabila dirimu memilih untuk bungkam

Ide dan gagasan pokok tak ter-Refraksi

Bila kau tak lagi perduli.

Kau lemah lembut,Banyak sisi lain dari mu

"La Tahzan innallaha ma'ana"

Dulu kau pernah menyebut kalimat itu bukan?

"Ini kalimat yang ibu suka"

Titah-mu pada kami dulu.

Ruang 9a yang menjadi saksinya

Kau memang guru bahasa ,Tapi paham semua pelajaran

itulah dirimu yang berpropesi guru,

Dan selalu kami panggil ibu.

#Tantanganmenulis_gurusiana hr ke-27