Dini Novita

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Puisi Jum'at

PUISI JUM'AT

Jum’atku berkah

Namun luruh dan terburai

Oleh kesumat…

Oleh sarat yang muntah

Oleh sabar yang diberi batas

Oleh lelah karena menghamba

Jum’atku berkah, namun berkabung

Oleh diam yang terusik

Oleh penat yang mematik

Oleh pemakluman yang belum sempat utuh

Kasihan akan aku kini

Semua terburai …berkecai

Berkepundan dalam biar yang berkeciap

Jumatku berkah sedianya, kemudian mengakhir sia-sia

Oleh alpa seorang hamba

Oleh raga yang kehilangan sukma

Oleh batas ketiadaan sang pencinta

Wahai Sang Maha

Jangan renggut Jum’atku

Jangan renggut dian yang tlah Engkau titipkan

Jangan lepas rasa yang hanya itu ku punya

Hanya karena cabar yang berwajahkan dajjal

Hanya karena tidak lengkap sabar yang kupintal…

Biarkan sedianya…..!

Karena Jum’atku semestinya berkahku.

#episodejum'atpenuhcabar

Fruday, July 7. 2017 (delayed repost)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam kenal bu. Makasih untuk apresiasinya. Semoga kita bisa berbagi lewat tulisan ya. Menulis juga bentuk lain dari renungan saya bu. Agar bisa mengajar diri menjadi lebih baik. Sayang,,,nggak bisa konsisten untuk selalu menghasilkan tulisan. Saling support ya bu. Semoga kita bisa bermanfaat untuk banyak orang ....:)

06 Jul
Balas

Bagus, berisi pengakuan sebuah kesalahan bahkan dosa yang telah dilakukan di hari Jum'at. Hari yang mesti dihiasi dengan kegiatan atau ucapan yang mulia tetapi malah berbuat dosa. Itu masih wajar bu, bukankah manusia itu hanya bisa merencana, berusaha, dan berdoa. Tuhan yang tentukan pada akhirnya. Namun, mengakui salah dan dosa, lalu memohon ampun serta janji untuk tidak mengulangi itu lebih utama. Lanjutkan puisinya bu, aku penggemar puisi, sungguh... mksh.

10 Jun
Balas

Makasih buk Eko atas apresiasinya. Lama puisi ini ga berteman d akun gurusiana yang pernah sy isi. Skrg rindu pengen menulis lagi. Bantu do'a n motivasi ya buk...

19 Dec
Balas



search

New Post