Dini Wahyuni

Guru Geografi di SMA Negeri 1 Rangkasbitung kabupaten Lebak -Banten, yang juga lulusan UPI Bandung. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Akhlak Mahmudah Para Santri

Akhlak Mahmudah Para Santri

 

Hari menjelang petang, matahari tertutup awan kelabu dengan hujan yang cukup lebat. Saat itu musim penghujan dipenghujung bulan November. Seperti biasanya, aku pulang dari sekolah sebagai rutinitas seorang guru SMA di sebuah kabupaten. Puluhan kilo meter tepatnya 60km harus ditempuh untuk menuju lokasi sekolah melewati jalan panjang yang sudah ku akrabi bertahun-tahun lamanya.

 

Gemuruh suara petir masih menggema, lengkap dengan jas hujan aku pun tiba dipersimpangan jalan tempat biasa suamiku menjemput. Saat itu aku menumpang rekan kerjaku kami bekerja di tempat yang sama. “Terima kasih,ya. Saya turun disini aja” teriakku karena suaraku nyaris tidak terdengar berbarengan dengan suara hujan yang begitu deras.

Setelah berpamitan, saya pun berlari kecil menyebrang jalan mencari tempat berteduh. Tibalah disebuah mini market, disana terdapat tempat duduk memanjang dari besi antikarat yang biasa digunakan bebas para pengunjung. Ada empat tempat duduk yang satu paling ujung kanan ada kardus karton penuh dengan barang yang terikat tali rapia. Ada tiga lagi bangku kosong yang bisa digunakan. “Wah, beruntung sekali hujan-hujan begini tidak ada yang numpang duduk disini” gumamku.

Segera ku tanggalkan jas hujan yang masih basah kuyup dan ransel dipundakku. Setelah beres melipat alakadarnya, duduklah aku dibagian paling kiri ujung. Sedangkan dua tempat duduk lainnya tentu ku simpan jas hujan yang basah dan ranselku. “Bi, ditunggu di minimarket dekat persimpangan  ya” itu isi pesan whatsapp ku. Karena lelah, aku pun mulai mengantuk. Terdengar beberapa suara pria mengobrol tp saking ngantuknya ku abaikan dan ku lanjutkan perjalanan menuju alam bawah sadarku.

Tidiidd.. tittt.. Terhenyak saat bunyi klakson kendaraan truk fuso yang lewat begitu mengagetkanku, hingga aku pun terperanjat. Dan saat tersadar terbangun, disampingku ada dua orang pemuda yang mengenakan pakaian koko dan berpeci. Mereka tersenyum dan melanjutkan obrolannya kembali, dalam hitungan detik aku pun sadar mereka jongkok di teras minimarket.

Sambil merapihkan bawaanku, ku persilahkan mereka duduk dibangku tadi yang ku gunakan untuk barang bawaanku. Mereka pun tersenyum kembali dan menolak dengan halus “Iya bu, mangga gak apa2 kami jongkok aja lagi santai juga.” Aku pun setengah memaksa mereka duduk di bangku kosong hingga akhinya mereka duduk di bangku itu.

Lalu aku memulai percakapan “Maaf ya tadi saya ketiduran, kenapa tidak kalian bangunkan saja saya daripada kalian jongkok nunggu hujan yang masih lama reda?” tanyaku. Salah satu dari mereka menjelaskan “Afwan bu, nampak sekali tadi ibu sedang istirahat jadi kami tidak berani membangunkan. Jadi kami memuuskan untuk menunggu ibu terbangun saja. Lagi pula kami masih muda-muda bisa jongkok dimana saja.”

Aku pun tertegun, meski terdengar sepele namun akhlak yang mereka tunjukkan membuatku begitu terenyuh. Jaman sekarang dengan segala macam pengaruh dari luar masih ada pemuda yang mempertahankan keluhuran adab. Mereka memilih jongkok dalam waktu yang lumayan cukup lama, padahal mereka bisa membangunkanku untuk menyingkirkan barang-barang bawaanku.

Setelah berbicara ngaler ngidul ternyata mereka adalah santri dari salah satu pondok pesantren yang ada di kota ini. Mereka selalu menanamkan prinsip bahwa adab haruslah lebh tinggi dari ilmu. Tak lama setelah berbincang, suamiku pun tiba dan kami pun berpamitan. “Mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan untuk urusan ibu” Ucap salah satu dari pemuda itu.

Demikian salah satu pengalaman pribadiku kali ini. Semoga semangat jihad dari para pendahulu kita untuk merebut kemerdekaan selalu tumbuh di hati kalian para santri.  Agama dan nasionalisme adalah dua elemen yang selaras, nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan.

Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2020

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wuuihhh mantap bu Dini.... Sukses selalu

22 Oct
Balas

Luar biasa temenku adikku sahabatku tulisannya keren mantab.

22 Oct
Balas

Selamat bu Dini Wahyuni salam sukses

22 Oct

Selamat bu Dini Wahyuni salam sukses

22 Oct

Terima kasih sobat penggiat literasi bu Ida, pak Sukadi, bu Rini, dan pak Sofwan. Lagi belajar semangat literasi

22 Oct
Balas

Selamat pagi bu, semangat beraktifitas. Mantab ide ceritanya. Salam literasi

22 Oct
Balas

Mantap bu Dini Salam literasi

22 Oct
Balas

Cakep tulisannya . Gara-gara covid-19 sudah lebih setengah tahun tidak ke Pondok. Selamat Hari Santri Nasional 2020.

22 Oct
Balas

Realita

22 Oct
Balas

Kereeen

22 Oct
Balas



search

New Post