Dinni Ariani

A grateful wife (Insya ALLAH), A Mother of 3 kids, An English Teacher in SMPN 15 Sukabumi, a Learner. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
ESPORTS Titian Prestasi dan Penghargaan Diri
Alhamdulillah..., eh eh kurang satu! Pirmansyah sudah pulang duluan nih.

ESPORTS Titian Prestasi dan Penghargaan Diri

ESPORTS: Titian Prestasi dan Penghargaan Diri

Tangan-tangan serentak teracung, berebutan meminta perhatian Wali Kelas 9D saat pendataan peserta eSports dilakukan. Berbeda dengan reaksi saat saya meminta kesediaan mereka untuk lomba-lomba lainnya misalnya Melukis, Cosplay, Puisi, Rampak Sekar, atau Mojang Jajaka. Saat eSports disebut, wajah-wajah ceria percaya diri menyambut. “Bu, aku ini udah berlima 1 timnya”, ujar seorang anak penuh semangat. “Aku juga, Bu, ini nih”, sambil menyebutkan empat nama lain seraya menunjuk rekan-rekannya. “Mendingan kelas kita kirim 2 tim aja ya untuk eSports, ya Bu yaaa! Ibuu yaa Buu!” Saya pun mengangguk setuju meski ada sedikit ragu. Kebanyakan dari mereka memiliki performa akademik dan rasa tanggung jawab yang agak mengkhawatirkan. Sudah hampir 3 tahun bersekolah di SMP ini, dan para guru termasuk saya mengenal mereka sebagai siswa yang butuh diberi lebih banyak motivasi. Nama-nama mereka seringkali ada di daftar siswa yang terlambat mengumpulkan tugas-tugas, pasif dalam kegiatan pembelajaran, bahkan beberapa dari mereka pernah melakukan pelanggaran berat seperti merokok di toilet sekolah.

Hari itu pun tiba, kompetisi dimulai dengan babak penyisihan dan babak-babak selanjutnya yang panjang dan lama. Sebelumnya sekolah kami tidak pernah mempertandingkan cabang eSports dalam kegiatan ajang Gebyar Olahraga, Edukasi dan Seni (GOES 15). Saya sendiri juga baru mendengar jenis “olahraga” ini, dan saat bertanya kepada panitia, eSports yang dilaksanakan di sekolah kami akan berupa kompetisi memainkan game Mobile Legend. Sebelumnya, nama game itu memang sering terdengar di sela percakapan seru para siswa, tapi saya sendiri tidak pernah tahu seperti apa dan merasa tidak perlu tahu. Panitia acara menambahkan informasi bahwa dalam Asian Games tahun 2018 lalu di Jakarta dan Palembang, kompetisi ini sudah dimasukkan sebagai salah satu cabang olahraga eksibisi. Bahkan pada Sea Games 2019 di Filipina nanti, eSports menjadi cabang resmi yang memperebutkan medali, seperti dilansir di link https://inet.detik.com/games-news/d-4354211/ada-enam-game-yang-dipertandingkan-cabang-esport-sea-games-2019.

Istilahnya, eSports adalah olahraga yang lebih memanfaatkan otot kecil, seperti halnya Catur ataupun Bridge. Berbagai liga internasional juga ternyata menjadi ajang para pemain profesional berkompetisi. Penasaran saya membuka beberapa website maupun saluran di Youtube diantaranya https://www.youtube.com/watch?v=box4SFtGvA0 CBS News Channel, yang menayangkan kegiatan latihan para pemain eSports profesional. Jadwal yang padat untuk olah fisik dan kebugaran, menu makanan bergizi, terapi pijat, dan latihan serius terus menerus menjadi santapan mereka sehari-hari. Sebagai pemain profesional, eSports memberi mereka penghasilan yang cukup fantastis, sekaligus tingkat stres yang tinggi karena ketatnya persaingan dan tuntutan bermain tanpa henti dalam kurun waktu yang panjang. Di Amerika Serikat, beberapa Perguruan Tinggi bahkan menyediakan beasiswa bagi para pemain top. Wah, untuk saya ini menjadi fakta menarik dan benar-benar membuka pengetahuan baru. Saya memang termasuk “kuper” dan “kudet” dalam urusan olahraga dan permainan.

Saat eSports digelar di sekolah kami, para siswa memadati arena untuk menyaksikan rekan-rekannya bertanding. Ramai dan menarik perhatian. Tiap tim berusaha sekuat tenaga menjadi pemenang melalui kerja sama, daya juang, konsistensi dan kemahiran masing-masing. Di satu ruangan yang sudah disediakan, mereka duduk bersama dan asyik berkutat dengan gadget masing-masing, berkonsentrasi penuh tampak tak teralihkan oleh apapun. Mereka tetap fokus sambil terus berbincang bahkan terkadang saling mengingatkan secara sengit jika bahaya mengintai. Terkadang kekesalan nampak saat rekan 1 tim ada yang dianggap melakukan kesalahan saat beraksi. Keringat bercucuran menandakan konsentrasi yang terkuras, entah mungkin juga karena ruangan penuh yang membuat gerah. Para suporter dari masing-masing kelas membawakan air mineral ataupun makanan ringan, sambil mengajak berbincang tim mereka mungkin untuk sedikit meredakan ketegangan. Ada energi positif disana, saat yang nampak adalah kebersamaan, soliditas, dan penghargaan terhadap mereka yang bahkan selama ini seringkali kurang “bersinar” dalam kegiatan akademik. Ya, ternyata di saat sekarang, mereka yang awalnya “bukan siapa-siapa” menjadi wakil kelas yang diandalkan.

3 hari pertandingan eSports berlangsung dan 28 tim telah berlaga. Di Babak final ada dua tim yang akan memperebutkan gelar Juara ke-1. “Ibuuu, kelas kita masuk final eSports Buu, timnya Bayu Andhika!” Anak-anak 9D para suporter setia bersahutan melaporkan, riuh senang dan bangga. Alhamdulillah. Saya mengucapkan selamat kepada anggota tim yang lolos ke final, Pirman, Isal, Rendi, Rivan dan Bayu. Juga kepada tim satu lagi yang terhenti di babak kedua, yaitu Adi, Rizki Alpareza, Hasbi, Aziz, dan Fajar. Senyum mereka merekah bangga. Ah, sepertinya selama ini, saya sebagai Wali Kelas kurang memberikan apresiasi dan ruang berprestasi yang tepat bagi setiap potensi. Momen ini menjadi saat introspeksi, betapa abai saya mengenali dan menghargai kelebihan mereka.

Menjadi Juara 1 atau 2 menjadi tak begitu penting lagi, karena melihat proses yang mereka lalui pun sudah begitu berat. Mereka sudah menjadi juara di hati kami. Jum’at, 8 Maret 2019 pertandingan final ditunda, yang mestinya dilaksanakan jam 7.30 pagi menjadi pukul 13.00. Di final tim kami bersyukur menjadi Juara ke-2, lelah tapi bahagia. Keesokan harinya saat penutupan acara mereka menerima hadiah berupa Piala, Piagam Penghargaan dan sebuah amplop! Wajah-wajah itu sumringah, harga diri mereka terangkat, dibanggakan kawan-kawannya sebagai pahlawan bagi kelas kami. Sungguh akhir pekan yang indah, apalagi ditambah dengan berbagai prestasi dari lomba-lomba lainnya.

Senin pagi mereka menemui saya, sambil membawa serta Piala, Piagam dan amplop yang ternyata masih tertutup rapat. “Bu, ini..., “ ujar salah satu dari mereka sambil menyerahkan sang amplop wasiat. “Lho belum dibagikan?”, saya tak bisa menahan heran karena tak menyangka jika mereka bahkan belum membukanya. Yang saya tahu, merekalah para aktivis dari aneka keramaian di kelas, inisiator keriuhan penyebab peralatan kebersihan kelas rusak, dan membuat mereka harus membayar denda karenanya. Dengan jejak itu, saya menyangka, tanpa harus saya perintahkan pastilah isi amplop itu sudah habis mereka bagi bersama di hari pembagian hadiah. Ternyata tidak demikian. Akhirnya tujuh puluh lima ribu rupiah di dalamnya saya bagi 5 untuk anggota tim. Binar di mata pun tak bisa mereka sembunyikan saat berucap terima kasih. “Bu, pialanya dibawa dulu ke rumah Bayu ya,” satu anak meminta. Haru saya iyakan. Terbayang berbagai episode kehidupan yang ia lakoni sedari kecil. Anak itu tinggal bersama kerabatnya karena Ayahnya sudah meninggal dunia, dan Ibunya belum selesai dengan dirinya sendiri, bahkan meninggalkan luka dan trauma dalam diri Bayu. Selama ini, kerap masalah muncul antara Bayu dan keluarga dekat yang kemudian merawatnya. Saat ia membawa Piala itu pulang ke rumah, pastilah ia juga membawa rasa bahagia dalam dirinya. Semoga energi kebahagiaan itu menjadi titik cahaya yang makin menyuburkan kebaikannya, memberinya rasa berharga dan candu untuk berprestasi.

Selamat, anak-anak! Terima kasih sudah memberi pelajaran baru.

Sukabumi, 21 Maret 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus, menginspirasi.

21 Mar
Balas

Alhamdulillaah, hatur nuhun Bu Ariy

11 Jan



search

New Post