Dinni Ariani

A grateful wife (Insya ALLAH), A Mother of 3 kids, An English Teacher in SMPN 15 Sukabumi, a Learner. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ujian Gaib

Ujian Gaib

Apakah tuyul itu ada? Kok bisa sih mengambil uang di dalam rumah? Bahkan rumah yang biasa digunakan untuk sholat?  Pertanyaan ini hadir di benak saat kami beberapa kali kehilangan uang di rumah. Yang hilang itu hanya pecahan 100 ribu. Hilangnya satu demi satu, selembar saja tiap harinya, tak melihat waktu entah pagi, siang, sore atau malam.

 

Beberapa pekan ini,  tepatnya sejak awal Desember 2020 tiba-tiba saja kami mengalami kejadian misterius. Awalnya suami menyampaikan kehilangan selembar uang dari dompet. Saat itu aku pikir ah beliau cuma lupa, mungkin saja uangnya sudah dipakai. Eh beberapa hari kemudian, aku yang kehilangan selembar 100 rb dari dompet yang ditaruh di dalam tas. Terjadi lagi  dan lagi hingga totalnya aku kehilangan 300 ribu, dan suami 700 ribu. Kapok, aku memilih tidak menyimpan uang di dalam dompet, sedangkan suami menitipkan dompetnya kepada anak sulung kami, dirasa aman disimpan di lemari kamar belakang. Suamiku kesal, bagaimana bisa uang yang baru saja diambil dari ATM dengan jumlah tepat, saat dibawa ke rumah ditinggal mandi beberapa menit sudah hilang selembar. Atau saat bada Subuh beliau menghitung uang untuk membayar lemari, jumlahnya tepat. Lalu beliau sebentar ke depan sekedar menghalau ayam tetangga yang sering buang kotoran sembarang. Saat kembali ke dalam rumah, itu uang sudah berkurang lagi selembar. Aku pun suatu malam sudah memastikan jumlah uang di dompet, lalu saat pagi hendak belanja sayuran, membuka dompet eh lho kok sudah hilang selembar. 

 

Sejak awal peristiwa kehilangan ini mulai terjadi, kami memperbanyak membaca do’a, dzikir, membaca ayat-ayat ruqyah rumah yang disarankan Ustadz. Begitu juga saran-saran yang kami dengar seperti mengikat uang dengan karet, menyimpannya di kain putih, menyimpan bawang putih beserta uang, memindahkan tempat menyimpan dompet dan lain-lain, turut kami lakukan. Namun anehnya, ikhtiar kami tak mampu menghentikan kejadian selanjutnya. Uang tetap hilang, bahkan dalam kurun waktu yang lebih rapat. Yang asalnya jeda beberapa hari malahan menjadi tiap hari. Astaghfirullahal’adziim. Ya Allah ya Kariim, spontan suamiku berseru tiap kali kehilangan terjadi lagi. 

 

Hingga suatu hari, beliau membicarakan hal ini dengan seorang kerabat. Aa Yandi, demikian kami biasa memanggilnya. Apa yang disampaikan beliau membuat hati kami gerimis dan kesombongan pun meluruh. Beliau menyampaikan, kalau hanya sekedar membaca ayat-ayat Qur’an, makhluk Jin bisa jadi malah lebih hapal daripada kita. Yang perlu kami lakukan adalah memeriksa kebersihan niat kami, menyandarkan diri kepada Allah semata, menghapus marah, dendam, serta perasaan negatif lainnya. Dan demikianlah, setelah berputar melewati rasa heran, kesal, khawatir, takut, marah, dendam, akhirnya kami sampai pada kesadaran. Siapakah kami, sungguh kami tidak memiliki apapun. Uang titipan Sang Pencipta, atas izinNya pula berpindah tangan dengan cara apapun yang Dia kehendaki.   Ini adalah momen introspeksi diri, mengevaluasi cara kami membelanjakan titipanNya, memeriksa hati kami dan beristighfar banyak-banyak saat menemukan niat kami yang bengkok, pikiran busuk, kurang rasa syukur dan penyakit lainnya. Innaalillaahi wa innaa ilaiho roji’un, sungguh Allah Maha Berkuasa mengganti apa yang hilang dengan hal yang lebih baik. 

Dzikir dan Do’a kami lanjutkan dengan memperbaiki suasana batin terlebih dulu. Alhamdulillah, kami merasa lebih tenang tentram. Kami berpasrah kepada Allah, apapun yang terjadi itu atas kehendaknya. Yang perlu terus dilakukan adalah bertaubat, memperbaiki keluarga kami, bersabar dan tetap berprasangka baik kepada Allah. Kami lebih rileks, merespon dengan lebih tenang saat kehilangan. Qadarullah peristiwa kehilangan pun tidak terjadi lagi sejak Jum’at 1 Januari 2021. Malahan, tetiba ada uang masuk ke rekening yang jumlahnya hampir dua kali lipat yang hilang. Honor dari suatu dari lembaga yang pernah melibatkan saya menjadi narasumber orang tua siswa di suatu acara. Sekedar sharing pengalaman mendampingi anak belajar, Saya sampai bertanya kepada panitianya apakah jumlah ini benar, karena rasanya besar sekali. Masya Allah, Tabarakallah. Kami semakin yakin, sungguh Allah akan mengganti dengan yang lebih baik saat kita berusaha memberi ruang ikhlas lebih luas di hati.  

 

Ujian ini adalah cara Dia menegur kami, menarik kami agar mendekat kepadaNya. Mengingatkan kami atas banyak kelalaian. Terima kasih ya Allah.  

 

 

Walhamdulillaahirobbil’aalamiin.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Allah akan mengganti dengan yang lebih baik saat kita berusaha memberi ruang ikhlas lebih luas di hati. mantap ulasannya baarakallah fiikum

12 Jan
Balas

Pengalaman yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi pembacanya terimakasih bunda aku juga akan belajar lagi tentang sabar dan keiklasan

14 Jan
Balas

Iya Bunda, beda-beda episode ujian tapi rumusnya ternyata sama.

16 Feb



search

New Post