Menurut WHO pemuda adalah seseorang yang berusia 10 sampai 24 tahun (young people). Sedangkan menurut RUU Kepemudaan, arti pemuda adalah inidvidu yang berusia 18 sampai dengan 35 tahun. Well, jika mengikuti pengertian RUU Kepemudaan, maka saya masih termasuk pemuda :D

Mengisi kemerdekaan dengan menjadi seorang pendidik merupakan hal yang patut disyukuri. Meskipun sesekali miris melihat sebagian anak masih saja ada yang senang berada di luar kelas saat jam belajar, nongkrong di warung, bolak-balik ke toilet, pura-pura sakit agar tidak ikut pelajaran, atau hal-hal lain yang sebetulnya tidak terlalu penting untuk dilakukan.

Bekal aktif berorganisasi di kampus (dulu saat masih menjadi mahasiswa), ada pelajaran penting yg sampai saat ini saya ingat. Sebagai pemuda, kita harus mampu menentukan skala prioritas dalam setiap aktifitas kita. Mana saja yang termasuk:

Jangan sampai waktu kita justru banyak digunakan di kuadran keempat skala prioritas, banyak melakukan hal yang tidak penting dan tidak mendesak. Nangis berjam-jam karena putus cinta misalnya atau keluyuran saat tidak ada guru di kelas (kalau kamu masih berstatus sebagai siswa). Bukankah itu hal yang tidak penting dan tidak mendesak?

Berada di kuadran satu (melakukan hal penting dan mendesak) secara terus menerus juga belum tentu baik. Misalnya membuat RPP atau tugas adalah hal yang penting, namun jika kita terus berleha-leha hingga pada akhirnya mengerjakan mendekati deadline, maka jadilah ia sesuatu yang penting dan mendesak. Padahal, kita bisa saja mencicil hal penting itu, bukan?

At the end, semua ada proporsinya masing-masing. Menerapkan prinsip 4 kuadran skala prioritas mungkin butuh proses yang tidak sebentar. Tapi, jika kita mau untuk terus belajar, insya Allah kita akan terampil mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Mari menjadi pemuda yang dapat mengisi waktu kemerdekaan dengan hal-hal positif sebaik mungkin.

*semoga bermanfaat*

Selamat Hari Sumpah Pemuda