523

Diyah Eko A.K.

 CINTA DALAM DIAM  (1)

Senja selalu bawa keindahan, aku sangat menikmatinya. Setiap senja tak ingin terlewatkan. Meski sejenak imdahnya hiasi hari. Aku harus terus bersabar menantinya

Sejak malam yang terus merangkak menuju pagi, hingga mentari perlahan beranjak menuju suang hingga senja lagi. Perasaan ini diselimuti kegalauan. 

"Hey, nglamun ya ?!!!" Kata Sinta sepupuku mengagetkan aku. "Apaan si," kataku ngeles.   Aku berusaha menutupi kegalauanku dari siapapun. Semua yang aku rasakan kupendam sendiri. Aku malu kalau ada orang yang tahu. Meski rasa adalah anugerah Tuhan, tak ada satupun manusia yang mampu menolaknya. Rasa ini muncul dengan sendirinya

Berbagai kegiatan  sekolah aku ikuti. Aku tidak bisa diam. Aku ingin maksimalkan belajarku, baik dari bidang akademik maupun non akademik.

Setiap hari selalu pulang sore. Aku terlalu bersemangat. Selain aku memang suka kegiatan, juga karena ada seseorang  yang telah mampu mengisi pelataran hatiku.

Dialah Dodi adik kelasku yang selama ini bersemayam di hatiku. Selalu menjadi motivasi buatku baik dalam belajar maupun dalam kehidupanku. Bayangannya selalu menggangguku, mengusikku Hari-hariku bersamanya bagai sepasang sahabat. Tanpa ada yang tahu perasaanku. Termasuk Dodi sendiri. 

Meski dia dan aku selalu bersama, namun kebersamaan kami hanyalah bersahabat. Kami selalu bersama. Persahabatan yang sekian lama. Dia selalu anggap aku sahabatnay. Namun demikian dia bermain di kepalaku. Rindu akan dia selalu berkecamuk di pelataran hatiku. 

"Gimana semalam, bisa istirahat kak?" tanya Dodi padaku. Karena aku memang kakak kelasnya, dia selalu panggil aku dengan sebutan kakak. Aku bahagia ketika bicara dengannya. Tapi hati kecilku selalu katakan,"andai dia tahu perasaanku." "Hey kak ditanya kok malah nglamun, "kata Dodi sambil goyangkan tubuhku sampai aku kaget dan buyarlah lamunanku. Ya aku melamun sampai lupa pertanyaan Dodi.

"Hehe....tadi tanya apa,"tanyaku pada Dodi. "Semalam bisa istirahat? Kan kemarin giatnya sangat capek kelihatannya," tanya Dodi. "Aaah biasa aja," jawabku singkat.

Bersambung

Tegal, 8-2-2022

Selasa