CINTA DALAM DIAM (8)
CINTA DALAM DIAM (8)
" Lagi apa Di? "tanyaku chat via wa. Pertanyaan yang tak penting sebenarnya tapi aku ingin tahu kabarnya. Padahal tadi siang baru saja ketemu. "Klenting," bunyi notifikasi WA HP ku. Cepet-cepet kubuka. "Ini kak baru beres-beres rumah," jawabnya. Hanya jawaban rasa hati ini melayang. "Waah rajin banget, senangnya punya adek kayak kamu," kataku. "Nggak kok biasa aja, kan di rumah cuma sama kakak, siapa lagi kalau bukan aku," katanya. "Iya juga ya," kataku. "Ohya besok jangan lupa ya aku disamper,"kataku. Hingga pagi hari chatku belum juga dibuka. Sedih rasanya hati ini. Sampai pagi itu juga tidak ada yang menghampiriku untuk berangkat sekolah bersama. Aku bawa motor sendiri sambil melamun. Pikiranku terus berkecamuk galau, gelisah dan lain-lain campur aduk jadi satu. Padahal kemarin dan sore tadi baik- baik saja.
Sampailah aku di sekolah, aku buru-buru letakkan tas lalu segera keluar duduk di teras depan kelas, menunggu kalau-kalau Dodi lewat depan kelasku, meski ada jalan lain.
Dan betapa perihnya hati ini dia lewat tapi tak lewat depan kelasku. Aku merasa dia menghindariku.
Ketika sedang pelajaran sekitar jam sembilan an kulihat dia lewat depan kelasku, ya seperti biasa kalau ada jam kosong dia sempatkan ke musola untuk shalat Dhuha. Hal ini juga yang membuatku tertarik sama dia. Penurut, rajin, cerdas dan semua yang baik-baik ada dalam dirinya. Satu kejelekannya adalah sering tak menanggapi chat ku. Kadang kalaupun menanggapi juga slow respon. Hingga aku pun bingung, kadang dia bisa menggodaku tapi sering juga seolah menghindariku. Sekian lama aku hanya bermain dengan perasaanku sendiri. Tanpa tahu dia punya perasaan yang sama denganku atau tidak. Sering dia mau saja aku ajak jalan-jalan asal beramai-ramai. Namun kadang juga seolah dia menghindariku.
Hingga aku lulus, aku tetap komunikasi dengan dia. Banyak hal menyenangkan dan membahagiakan bersamanya saat kelulusanku. Namun banyak juga hal yang membuatku galau dan bersedih. Aku coba terima semuanya, kan dia bukan siapa-siapanya aku. Dia hanya adek kelasku, yang mungkin dia anggap aku sebagai kakaknya. Aku pun sadar diri, usiaku lebih tua darinya mungkin lebih baik aku bersikap sebagai kakak. Meski sayangku teramat dalam kepadanya.
Sampai sekarang aku sudah di bangku kuliah, dia tetap sama sikapnya terhadapku kala bertatap dia sangat baik sekali, seolah aku masih bisa berharap lebih. Namun bila tak ketemu ketika aku chat tidak pasti, kadang seolah aku punya harapan untuk bisa terus bersamanya. Namun sering juga menyakitkan hati, karena chat ku sama sekali tak dibukanya. "Yah biarlah selamanya seperti ini, aku hanya mampu mencinta dalam khayalan, cinta dalam angan, cinta dalam diam dan entah apa lagi sebutannya," kataku beruntun di pelataran hatiku. Semoga suatu saat nanti aku akan betul-betul menemukan orang yang benar-benar mencintaiku dan aku juga mencintainya. Entah siapa nanti jodohku hanya Allah yang tahu. Sekarang aku harus fokus kuliah untuk menggapai cita-citaku.
Tamat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar