CINTA TERLARANG (4)
Diyah Eko A.K.
CINTA TERLARANG (4)
Malam terus merangkak perlahan.Tak terasa telah menjelang tengah malam. Rina masih juga belum mendapat jawaban dari suaminya, Ridho. Mereka lalu berbaring di dipan kamar mereka. Kemudian suara Ridho memecah keheningan di kamar mereka berdua. " Apa si Rin, aku nggak nglakuin apa- apa kok di luar. Biasa pas dia ada urusan di kantorku, lalu kenalan. Dianya aja yang keGRan," beruntun kata-kata Ridho terucap. Sambilvterus berlanjut, "Udah kamu tenang aja, aku berusaha menjadi suami yang baik." "Aku minta maaf kalau sudah buat kamu kessal, jangan sampai kamu stres, kasian anak kita, ' lanjut Ridho. Rina pun sedikit lega, meski dari tadi juga cukup tenang.
Hari-hari terus berlalu, Ridho sibuk dengan tugasnya, Rina pun tak kalah sibuk dengan kegiatannya sebagai istri pejabat. Mereka sama- sama sibuk. Rumahnya di jaga ketat oleh anak buah suaminya. Namun mereka anggap keluarga semua penjaga maupun sopir. Setiap keluar rumah ada saja oleh-oleh untuk penjaga.
Meski di rumah juga banyak makanan. Di rumah ada ibunya Ridho yang karena orang tua suka nyimpan-nyimpan makanan. Kadang hingga kedaluwarsa. Kalau diingatkan malah marah sama Rina
Kalau Rina kasih- kasih makanan selalu marah.
Masalah rumah tangga makin runyam, karena semua uang Ridho lebih banyak untuk keperluan ibunya, yang suka beli- beli. Beli rumah lagi , mobil lagi dan lainnya. Meski di rumah sudah ada semua.
Mertua Rina ini sangat membatasi gerak Rina dalam segala hal. Apapun selalu di atur ibu mertuanya.
Hingga tiba saatnya Rina melahirkan anaknya yang keempat. Sebenarnya bertumpuk masalah dalam hidup Rina.
Belum lagi urusan kedua orangtua dan adiknya yang merupakan tanggung jawabnya.
Tapi Rina dan keluarga besarnya bahagia dengan kehadiran anak keempatnya, perempuan yang cantik seperti mamanya. Sejenak lupakan masalah.
Sehari-hari diliputi kebahagiaan. Tangis bayi setiap saat membuat semua gembira.
Namun kebahagiaan sedemikian cepatnya berlalu Rina kembali mendengar tingkah suaminya di luar. Berbagai cara Rina lakukan agar suaminya berubah. Namun bagaikan sebuah hobi, serasa sulit dihentikan.
Hal demikian membuat Rina jadi tak betah di rumah.
Kini bayi kecilnya telah berusia 2 tahun. Si kecil selalu ikut ke manapun mamanya pergi. Rina pun tak tega kalau harus meninggalkannya. Meski di rumah ada baby sister.
Sampai suatu ketika ada kegiatan di kantor suaminya, Rina bertemu lagi dengan teman suaminya setelah sekian lama dia pindah tugas di Jakarta. Mereka pun asyik ngobrol sambil menunggu acara dimulai, bagaikan sahabat lama obati kerinduan. Ya rindu yang mendera menggebu, membuncah, diantara keduanya. Mereka memang pernah dekat.
Bersambung
Tegal, 12 - 10- 2021
Senin
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar