GELISAH (14)

Budi sangat terpukul dengan yang dialami. Perusahaannya yang dibangunnya dengan susah payah dan baru beberapa tahun menunjukkan hasil, dirusak begitu saja oleh salah satu karyawannya. Sehingga pada akhirnya rrusahaanya mengalami penurunan penjualan. Omset menurun.

Dia tidak melaporkan karyawan tersebut, hanya memecatnya. Budi pun mulai berjuang lagi untuk meningkatkan omset penjualan usahanya. Namun di saat seperti ini sangatlah susah di masa pandemi ini. Bahkan lambat laun usahanya semakin menurun. Hingga benar-benar bangkrut.

"Kita sudah benar-benar bangkrut mah....bagaimana baiknya ya...?" Tanya Budi dengan kebingungan kepada Risa. Risa hanya mengernyitkan keningnya. Tanpa tahu harus seperti apa dan bagaimana.

Hari-hari mulai dilalui mereka dengan kebimbangan dan kegelisahan. Mereka tak tahu harus bagaimana lagi. Hingga akhirnya mereka menjual semua aset agar mampu menutupi semua biaya perusahaan yang beberapa bulan terakhir nunggak.

Keluarga kecil Budi pindah di rumah orang tua Budi, yang memang hanya ditinggali berdua, yaitu Bapak Budi.

Dengan harapan kereka bisa hidup tenang dengan orang tua Budi sambil memikirkan langkah mereka ke depan.

Rumah mereka kebetulan berdampingan dengan rumah kakak Budi. Ketenangan yang diharap namun faktanya tak sesuai harapan. Bahkan di rumah inilah kembali awal perpecahan antara keluarga Budi dengan keluarga kakaknya.