OBATI RINDU DENGAN BERKELILING
343
Diyah Eko A.K.
OBATI RINDU DENGAN BERKELILING
Pandemi covid- 19 ini sangat berpengaruh pada dunia pendidikan. Semua peserta didik harus belajar secara daring, atau pembelajaran jarak jauh ( PJJ ). Dalam pelaksanaannya, Guru memiliki berbagai tantangan dan ancaman terutama dalam hal moralitas. Guru dan orang tua memiliki peran yang sangat penting untuk menanamkan pendidikan moral pada masa pembelajaran jarak jauh agar peserta didik menjadi individu yang bermoral dan dapat menyesuaikan diri dengan tujuan hidup bermasyarakat walaupun di keadaan pandemi seperti sekarang ini.
"Belajar dari Rumah" (Pembelajaran Jarak Jauh) merupakan salah satu kebijakan yang diambil Kemendikbud sebagai upaya mencegah penyebaran wabah Covid-19. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk memprioritaskan keselamatan peserta didik. Satu tahun sudah Pembelajaran Jarak Jauh / belajar secara daring dilaksanakan selama pandemi. Meski banyak kendala dan merupakan hal baru dalam pembelajaran secara umum di Indonesia. Dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) guru dituntut agar kreatif menciptakan cara mengajar yang menyenangkan melalui jaringan. Agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
PJJ yang sudah sekian lama juga menimbulkan kebosanan peserta didik. Hampir setiap hari dan tanggal akhir yang telah ditentukan, anak-anak selalu bertanya via Whastapp. "Besok berangkat bu?" tanya anak-anak. Bersamaan dengan hadirnya surat edaran dinas kalau PJJ diperpanjang. Terus dan terus surat edaran perpanjangan setiap menjelang selesai surat terdahulu. Mereka tampak kecewa bila hadir surat perpanjangan PJJ. Semua pelajar sudah sangata merindukan belajar dengan tatap muka.
Dilansir dari ANTARANEWS bahwa pada suatu kesempatan Presiden Joko Widodo berkunjung ke sebuah SMA di Tanjung Pinang Kepulauan Riau, secara virtual. Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi mendengarkan curhatan salah satu peserta didik SMA tersebut. Salah satunya menanyakan apakah dengan program vaksinasi, ada kemungkinan bisa belajar lagi secara tatap muka. Yang dijawab oleh Bapak Presiden bahwa pemerintah awalnya memang menyiapkan untuk membuka sekolah secara terbatas pada bulan Juli 2021, namun karena kasus covid 19 semakin meningkat maka rencana tersebut ditunda.
Anak-anak sangat rindu untuk berangkat ke sekolah. Mereka sudah sangat merindukan teman-temannya. Mereka merindukan Bapak/Ibu gurunya. Mereka rindu berjalan dan bercengkerama dengan teman sekolahnya. Sehingga meski sudah diberi pengertian tentang pandemi ini, tetap saja setiap hari ada saja yang bertanya,"berangkat sekolahnya kapan bu?". Tidak sedikit peserta didik mengeluh jenuh dan bosan, sulit berkonsentrasi, cemas, stress secara berlebih dan emosi yang labil karena sulit beradaptasi dengan kondisi selama pandemi. Hal tersebut menjadi alasan bagi peserta didik menghabiskan waktunya dengan berselancar di dunia internet. Bahkan banyak di antara mereka yang bermain gadget hingga larut malam. Sehingga pada pagi hari mereka masih tidur pada saat harus belajar secara daring. Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi guru di masa pandemi Covid-19.
Belajar secara daring meski dengan tatap muka zoom meeting dan sebagainya, tidaklah maksimal. Apalagi bagi pelajar di desa, kadang sangat terganggu dengan sinyal atau jaringan yang kadang-kadang timbul tenggelam ataupun putus- putus. Karena hal tersebut maka mereka tidak bisa mendapatkan pemahaman belajar dengan lengkap. Berbeda dengan tatap muka langsung yang bisa dengan mudah dan jelas, bila tidak paham bisa ditanyakan langsung dan serta penjelasan yang yang merupakan jawaban dari guru lebih mudah dipahami.
Peran guru di masa pandemi saat ini dituntut melaksanakan banyak peran tambahan. Seperti, memastikan tercapainya tujuan pendidikan dan pemenuhan target akademis dan non-akademis serta mempersiapkan materi dan hasil evaluasi pembelajaran.
Untuk itu Bapak/ Ibu guru dan Menejemen Sekolah pun terutama di sekolah tempatku mengajar, SMAN 1 Kramat Kab. Tegal, telah berusaha sedemikian rupa dengan memberikan layanan yang baik. Dengan model dan metode pembelajaran yang menyenangkan untuk anak-anak. Namun semuanya tetap tak berpengaruh maksimal. Anak-anak tetap sangat merindukan bisa belajar secara tatap muka.
Saya sendiri sebagai guru sudah sering memberikan pembelajaran secara tatap muka via Google meeting, G Teams, maupun Zoom Meeting. Cukup antusias memang anak-anak belajar namun tetap masih ada beberapa anak yang kurang aktif. Dan masih saja ada anak- anak yang bertanya, kapan bisa berangkat sekolah. Meski jelas sudah diberi pengumuman dengan surat edaran perpanjangan. Pada dasarnya anak-anak betul-betul merindukan tatap muka langsung dengan Bapak/Ibu guru nya.
Menghadirkan kesenangan ke dalam kelas online membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Apalagi peserta didik yang saya hadapi adalah anak-anak desa yang tentu memiliki latar belakang yang berbeda dengan anak kota.
Untuk itu saya selaku guru ingin meningkatkan capaian hasil pembelajaran yang sesuai. Agar mereka tetap bersemangat mengikuti pembelajaran jarak jauh, saya bentuk kelompok- kelompok kecil untuk belajar bersama. Dalam satu kelas yang berjumlah 36 saya bagi 6 kelompok. Dengan tetap mengikuti protokol kesehatan covid yang ditetapkan. Mereka bisa berdiskusi saat menerima materi yang saya berikan melalui google classroom. Mereka bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam memahami materi sebelum menanyakan kepada saya sebagai guru pengajar. Untuk tempat di salah satu rumah mereka dalam satu kelompok secara bergiliran. Dengan tetap terapkan prokes covid 19. Dan alhamdulilah kegiatan belajar tersebut berjalan lancar dan mampu meningkatkan minat belajar peserta didik. Terutama kelas X yang selama pandemi belum pernah bertatap muka. Belum pernah bertemu secara langsung dengan teman sekelas maupun seangkatan. Mereka bisa saling mengenal lebih dekat, dengan teman satu kelas. Untuk itu saya sebagai guru, berkeliling mengunjungi mereka. Dengan demikian saya juga bisa dekat dengan mereka. Selain memberikan solusi dalam pembelajaran sekaligus membimbing mereka untuk pendidikan karakter. Merekapun sangat antusias belajar. Meski pada saat awal-awal pertemuan dan bertatap muka mereka lebih banyak bersenda gurau melepas rindu bersama teman-teman. Selama ini mereka hanya bertemu dalam jariringan internet. Bertemu di dunia maya sangat dirasakan pelajar amat membosankan. Merasakan kejenuhan sehingga belajarpun kurang semangat.
Dalam pembelajaran guru tidak hanya sebatas memberikan materi pelajaran, tetapi juga membimbing serta memberikan perhatian dan kasih sayang kepada peserta didiknya. Guru juga tetap harus menjadi penggerak dan pembina yang memiliki kemampuan luar biasa dalam membimbing peserta didik. Dengan harapan walaupun di masa pandemi covid 19, mereka mampu beradaptasi dengan keadaan ini, dan bisa tetap belajar dengan penuh semangat.
Dengan berkeliling meski hanya seminggu sekali bertatap muka tapi sangat berarti bagi mereka. Karena bertatap muka dengan teman dan guru meski hanya sebentar namun sangat berarti bagi peserta didik..selain melepas kerinduan yang telah sekian lama, juga mudah memahami materi pelajaran yang dibahas.
Demikian semoga pandemi ini segera berlalu dan anak-anak bisa kembali belajar bersama dengan bertatap muka yang sangat dirindukan. Mereka bisa kembali bertemu bangku sekolah, dan semua yang berada di sekolah mereka.
Tegal, 10 Agustus 2021
Selasa
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih, salam
Keren
Terima kasih, salam
Keren bunda artikelnya. Semoga PKM tidak di perpanjang lagi
Terima kasih, Aamiin. Terima kasih
Miss you all, students.