Diyah Eko Adi Kristianti, S.Pd.M.Pd

Diyah Eko Adi Kristianti, S.Pd. M.Pd. Guru SMAN 1 Kramat Kab.Tegal Jawa Tengah ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PEKERJAAN RUMAH (PR) CALISTUNG TIDAK DIBERIKAN  PADA ANAK USIA DINI
#TANTANGAN GURUSIANA HARI KE - 361#

PEKERJAAN RUMAH (PR) CALISTUNG TIDAK DIBERIKAN PADA ANAK USIA DINI

361

Diyah Eko A.K.

PEKERJAAN RUMAH (PR) CALISTUNG TIDAK DIBERIKAN PADA ANAK USIA DINI

Satu judul menarik di Internet yang menginspirasi.

Murid PAUD Dilarang Belajar Calistung, Kenapa?

Oleh: Tempo.co.id

Bahwa kita termasuk mamah yang memiliki anak usia dini wajib membacanya. Perlu digaris bawahi bahwa anak paud tidak dianjurkan belajar secara dalam baca tulis dan hitung (CALISTUNG ) bukan berarti tidak bisa belajar Calistung, namun lebih ke pengenalan dulu. Karena melalui permainan dan pembiasaan dari bunda-bunda setiap hari, anak dengan sendirinya bisa membaca, menulis dan berhitung. Permainan yang kreatif dan inovatif dari Bunda-bunda akan lebih mengena pada anak untuk bisa Calistung tanpa harus dipaksa bisa Calistung.

Apalagi sebagian mamah menuntut kalau anaknya yang masih usia dini harus diberi pekerjaan rumah (PR) belajar Calistung. Dengan memberi PR Calistung pada anak usia dini sama saja dengan memaksa anak belajar Calistung. Sementara anak SD, SMP, dan SMA pun tidak dianjurkan banyak memberi PR.

Sebagai orang tua tidak boleh memaksakan kehendak bahwa anak Paud harus banyak diberi PR agar mau belajar. Anak usia dini belum saatnya Calistung. Anak usia dini adalah anak pada usia emas yang harus diajari berbagai hal yang berkaitan dengan tumbuh kembangnya, agar mampu melakukan segala sesuatu dalam hidup dan kehidupan mendatang dengan baik. Juga bisa menjadi manusia yang berkarakter di masa depannya.

Anak sudah cukup belajar bersama dengan teman-temannya serta Bunda-bunda di lembaga pendidikan anak usia dini (Playgroup). Kemudian di rumah mamah-mamah tinggal melanjutkan pembiasaan hidup sehari - hari yang baik dan beretika agar nantinya menjadi manusia yang berkarakter.

Disampaikan dalam artikel Tempo co.id. di bawah ini diantaranya bahwa terdapat pemahaman yang sering keliru pada sebagian besar orangtua yang menyekolahkan anaknya di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Menurut praktisi PAUD, Aries Susanti banyak orangtua yang menuntut anaknya untuk segera bisa membaca menulis dan berhitung (calistung) sebelum masuk ke sekolah dasar (SD).

"Saat ini banyak orangtua yang menitipkan anaknya di PAUD, orangtua menanyakan pada guru anaknya sudah bisa membaca dan berhitung sampai mana.

Dalam Tempo co.id disampaikan juga bahwa berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, calistung tidak diperbolehkan dalam kurikulum pendidikan anak usia dini. Sebab, idealnya anak-anak pada usia PAUD hanya dikenalkan huruf dan angka tanpa harus dipaksa membaca dan berhitung.

"Bukan masalah calistungnya, tapi bagaimana cara mengenalkan membaca dengan memberi stimulasi halus motoriknya. Seperti yang dipaparkan Aries yang juga menjadi guru di PAUD Istiqlal, Jakarta Pusat.

Aries mengatakan, pada anak usia dini yang notabene berada pada periode emas tumbuh kembang sangat penting dikenalkan pada keaksaraan. Karena pada periode emas tersebut otak akan paling banyak menyerap apa yang dilihat dan didengar oleh anak.

"Mengenalkan keaksaraan pada anak adalah dengan mengenalkan aksara yang berhubungan dengan dirinya sendiri terlebih dahulu seperti mengenalkan cara menyebut nama anak sendiri, nama orangtua, saudara dan teman-temannya," jelasnya. Di kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ditjen PAUDNI-Dikmas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ella Yulaelawati, mengatakan bahwa banyak PAUD yang menerapkan calistung karena tuntutan dari orangtua.

"Seharusnya para guru menyampaikan kepada orangtua bahwa anak usia PAUD tidak seharusnya dibebankan membaca dan berhitung. Membaca dan berhitung seharusnya dimulai pada jenjang SD.

Demikian bahwa meski anak usia dini hanya dikenalkan Calistung namun dengan kreativitas dan inovasi dari Bunda-bunda PAUD, mamah-mamah tidak perlu khawatir anak-anaknya tidak bisa Calistung. Apalagi menuntut kepada Bunda-bunda untuk memberi PR pada anak-anaknya. Semoga mamah-mamah mengerti dan percaya pada lembaga Pendidikan tempat anaknya bermain dan belajar. Hingga nanti anaknya akan menjadi manusia yang baik, berkarakter, berahlak mulia serta mampu mengikuti kemajuan perkembangan zaman dan teknologi.

Tegal, 28 Agustus 2021

Sabtu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post