#TantanganGurusiana hari ke 14

Didekatnya merasakan energi yang hangat. Dari jauh terdengar sayup-sayup suaranya, belum juga terlihat wajahnya, suaranya sudah menjadi tanda hadirnya. Kusebut dia bernama  Ria. Manusia berjuta kosa kata. Satu saja pertanyaan dia bisa menjawab beratus jawaban. Semakin diberi pertanyaan semakin semangat dia menjawab. Tak ubahnya kincir angin, semakin angin behembus semakin kencang ia berputar. Di ujung sana terlihat suami dan anaknya yang duduk diam mendengar kehebohannya. Dunia ini memang diciptakan saling berpasangan. Ada yang pendampingnya begitu heboh yang lain merupakan pendengar, penasehat. Kadang  hebohnya itu perlu lampu kuning dari sang belahan  jiwa. Si  heboh itu berbakat sekali menawarkan dagangannnya. Saking mahirnya setiap orang yang ditemuinya ia ahli betul mengatakan, “Mbak ukurannya s, Kalau si mbak yang baju hijau ukurannya cukup M, kalau mas ini harus XL  jika L kurang nyaman diperutnya.

Namun bawaannya yang heboh tentu mengingatkan kita agar jangan terkesima dengan kehebohannya. Membawa  suasana adalah keahliannya. Mungkin beberapa profesi yang cocok untuk si kincir angin: penjual, MC, terapis, motivator, politisi. Ia tak akan tahan jika harus sendirian dan tanpa bicara. Bertemu banyak orang dan berbicara adalah energinya. Seolah-olah dia begitu memukau. Namun akankah kita hanya berpusat padanya, terhipnotis oleh nyanyiannya. Tentu gas dan rem emosi kita harus kita pasang saat bersamanya. Dengan menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Dia juga membutuhkan si pendengar. Sebagai pendengar tentu tidak boleh kalah canggih untuk dapat memainkan gas dan rem emosinya.

Edisi melihat kebesaran Allah lewat si heboh, kemarin siang

9 Maret 2020