KEMUNING (Kidung Asmara Yang Terlewat)
1. Pertemuan
“Mas Jo, sampean dimana, aku sudah didepan balai desa”. Begitu bunyi pesan tertulis di messenger handphone Johan dari Kemuning. Jantung Johan serasa berhenti berdetak kala membacanya. Dadanya terasa sesak seperti ada yang menekan. Namun sesaat kemudian detak jantungnya berdegup sangat cepat dan kencang. Johan berusaha sekuat mungkin meredam kencang degup jantungnya. Perlahan sedikit demi sedikit mulai bisa dikendalikan.
Hari itu memang sedang ada perhelatan pemilihan kepala desa yang kebetulan salahsatu calonnya adalah adik ipar Johan. Sebagai kakak ipar dia harus ikut mendampingi meskipun tidak terjun secara langsung. Sedangkan Kemuning adalah salahsatu perempuan yang pernah lahir di desa itu. Kebetulan juga adik laki-laki dari Kemuning adalah sekretaris desa yang juga berperan sebagai panitia pemilihan kepala desa.
Ketika Johan menerima pesan messenger dari Kemuning, saat itu tengah berlangsung pembacaan surat suara dari pemilih. Johan sedang berada di rumah adik iparnya untuk sekedar istirahat dan sholat. Sesaat kemudian Johan beranjak dari tempat duduknya untuk kembali ke balai desa tempat berlangsungnya pemilihan kepala desa. Dengan santai sambil sesekali mendengar pembacaan surat suara dari kejauhan, Johan melangkah gontai berjalan menuju balai desa.
“Jleb” !!!!, Johan seketika menghentikan langkahnya.Jantung Johan kembali berhenti berdetak diujung tikungan jalan dipinggir sebuah masjid, ketika dari kejauhan Johan melihat sesosok perempuan dengan baju merah dan bercelana casual. Ya, dia adalah Kemuning, gadis yang dulu pernah menghias dan mengisi hati Johan. Gadis yang pernah diimpikan dan dirindukannya.Sosok gadis yang pernah membuatnya “gila”.
Terjadi pertentangan dalam hati Johan, antara terus melangkah atau kembali memutar jalan. Hingga akhirnya diputuskan untuk tetap melangkah agar bisa berjumpa dan bertatap muka dengan Kemuning.
Bersambung.....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Top markotop
Makasih Bund......baru pertama nyoba nulis cerita ini
Mantap teruslah melangkah, tequila Kemuning. Salam literasi
Makasih Bund......coba-coba nulis cerita ini
Wah berdebar juga jantung ini kebawa situasi membaca cerita kereen jadi pingin tahu lanjutannya
Makasih hadirnya Bund....salam literasi
Keren.. Bisa dijadikan buku ini pak... Terus berbuat dan semangat harus membara.. Sukses selalu... Pak
Siap....Makasih supportnya