Kebaikan dan keburukan akan selalu hidup berdampingan selama dunia masih ada. Tinggal kita manusia bagaimana menyikapinya. Karena manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang memiliki bekal akal dan pikiran. Sejauh mana akal dan pikiran itu digunakan manusia dalam menjalani kehidupan didunia sangat berpengaruh pada kualitas hidupnya. Lebih banyak kebaikannya atau sebaliknya lebih banyak sisi keburukannya.

Musibah, wabah, dan bencana yang melanda dunia sejatinya adalah peringatan dari Sang Pencipta kepada manusia. Sebuah peringatan bahwa ada “sesuatu” yang salah dari suatu perbuatan manusia. Hingga Tuhan memberi ‘Balak” sesuai dengan apa yang sudah diperbuat manusia. Maka manusia wajib mawas diri, mempelajari, dan dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa musibah atau bencana.

Salah satu ikhtiar atau usaha manusia dalam menyikapi sebuah musibah atau wabah adalah dengan berdoa. Memohon kepada Yang Maha Kuasa agar dihindarkan dan dijauhkan dari semua mara bahaya. Kegiatan Doa Bersama dalam upaya ‘Tolak Balak” sudah sering dilakukan. Ada yang dilakukan sambil membawa sedekah yang dikumpulkan untuk kemudian diikuti doa bersama yang dipimpin oleh seorang Kyai atau Ustadz. Sedekah makanan yang berupa sajian tujuh rupa. Tujuh yang dalam bahasa jawa berarti Pitu, yang mengandung makna “Pitulungan” atau pertolongan. Pertolongan yang sudah barang tentu diharapkan datangnya dari Tuhan Yang Maha Esa.

Selamat merayakan Hari Raya IDUL ADHA, Semangat berkurban, Semangat melawan Pandemi. Jaga Iman, jaga Imun, tetap taati Protokol Kesehatan.