Cucu panggoaran adalah cucu pertama yang berasal dari anak sulung kita, Pada suku Batak Toba kita dipanggil di kampung/keluarga/masyarakat Batak Toba bukan nama kita, tetapi nama anak sulung kita seperti bapak(Ama)”A” atau Mama(Nai)”A”.Jika anak sulung kita sudah berkeluarga dan mempunyai anak pertama, panggilan kita bukan dari anak sulung kita, tetapi kita dipanggil dengan nama cucu kita dengan nama Kakek(opung doli) si”B” atau nenek(opung boru) si “B”. Hari ini tepatnya 27 Juli 2020 tepat berusia 2 bulan cucu panggoaran yang paling disayangi dan cintai, tapi penulis hanya bisa ucapkan, telepon dan video call, kenyataaannya sampai hari ini belum pernah menggendong cucu panggoaran hal ini disebabkan Penulis belum ada waktu yang tepat melihat cucu panggoaran tersayang yang ada di seberang kabupaten, hal ini disebabkan bukan karena tidak ada transformasi angkutan dan uang membeli oleh-oleh tapi takut diisolasi mandiri 14 hari setelah mengadakan perjalanan pulang dari luar daerah dari zona merah setelah melihat cucu panggoaran tercinta ,sejak diperpanjang pembelajaran daring di tahun pelajaran 2020-2021, belum ada kabar atau pengumuman rencana dari pemerintah dimulai pembelajaran tatap muka di sekolah, penulis adalah salah satu pendidik di SMA yang harus mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan.Penulis berpendapat jika sudah dimulainya new normal (normal baru) untuk pembelajaran tatap muka di sekolah , penulis ijin satu hari untuk melihat cucu panggoaran tersayang dan dicintai, tapi sampai hari ini penulis tidak tahu new normal di bidang pendidikan, pendapat penulis seandainya sudah new normal di sekolah berarti sudah new normal untuk berpergian dan diijinkan untuk satu hari saja, tapi penulis bersabar dan berkomitmen untuk mencegah rantai penularan pandemi covid di daerah kita masing-masing, yang penting cucu beserta ibunya sehat-sehat di pandemi Covid 19, Penulis berpendapat hari untuk berkunjung melihat cucu panggoaran hanya tertunda dan bisa kita lakukan setelah pandemi Covid 19 sudah mengalami penurunan yang terpapar covid 19 pada data nasionl gugus Covid 19 yang disiarkan tiap hari di media elektronik yaitu televisi.

Kebahagiaan mempunyai cucu panggoaran berawal dari Rabu pukul 10.00 wib, 27 Mei 2020, cucu pertama dari anak pangoaran (gelar atau nama panggilan kepada orang tua dengan menggunakan nama anak sulungnya) lahir dengan berat 2,9 kg dan panjang 50 cm, lahir dengan normal, saat mendengar berita ini Penulis sangat senang dan mengucap syukur sambil berdoa: “ terima kasih Tuhan, anak mantu sudah melahirkan sehat dan begitu juga cucu panggoaran lahir dengan sehat , tetapi pada saat itu lockdown/karantina wilayah (penerapan karantina terhadap suatu daerah atau wilayah tertentu dalam rangka mencegah perpindahan orang, baik masuk maupun keluar wilayah tersebut, untuk tujuan tertentu yang mendesak. wiklepedia) untuk keluar dari kabupaten/kota tempat tinggal ke kota lain, apalagi kota yang dituju berstatus zona merah. Biarpun semalam melihat kelahiran cucu pertama dari anak panggoaran tetap kita harus mengikuti aturan dari gugus tugas covid 19 isolasi mandiri 14 hari setelah mengadakan perjalanan keluar daerah, sekalipun kita mengikuti protokol kesehatan seperti rapid test sebelum berangkat yang berlaku 14 hari, bermasker, cuci tangan, jaga jarak, menyediakan hand sanitizer dan pengukuran suhu, tetap harus isolasi mandiri. Jika selesai mengadakan perjalanan keluar daerah dan isolasi mandiri 14 hari penulis tidak bisa kemana-mana, bagaimana penulis menyediakan keperluan sehari-hari untuk putra-putri di rumah seperti berbelanja ke pasar, mengajar daring dari sekolah, tidak mungkin bapak(suami) di rumah mengerjakan pekerjaan penulis semuanya, seandainya faktor buruk diluar pikiran penulis membawa wabah Covid 19 dari perjalanan, kita bawah ke keluarga di rumah dan lingkungan sekitar rumah dan sekolah, karena memikirkan faktor sebab-akibat penulis menunda perjalanan untuk melihat cucu pertama sebagai cucu panggoaran penulis.Penulis berdoa cucu panggoaran dan ibunya, diberikan kesehatan, umur panjang, rezeki dan dijauhkan dari segala penyakit serta mara bahaya, terutama wabah Covid 19.

Penulis mengajak untuk berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita semua selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang buat keluarga dimana saja terutama di pandemi Covid 19. Penulis bersabar menunggu sampai berakhirnya pandemi Covid 19 ini paling tidak menurunnya data nasional yang terpapar Covid 19 untuk dapat mengadakan perjalanan ke luar daerah terutama silaturahim dengan cucu panggoaran. Perlu diketahui seseorang yang mempunyai penyakit penyerta/bawaan (komorbid) terutama bapak/ibu yang berumur di atas 50 tahun seperti hipertensi, jantung dan diabetis perlu direncanakan untuk berpergian ke luar daerah. Setiap orang yang mempunyai komorbid rentan terinfeksi Covid 19 sebab imunitas tubuh tidak 100% seperti saat muda dulu, apalagi protokol kesehatan tidak dijaga/diperhatikan/dilaksanakan , seseorang yang rentan mudah terpapar covid 19, walaupun kita yakin Tuhan yang mengatur dan merencanakan hidup kita, mencegah lebih baik daripada terpapar Covid 19.