Deka Heltien

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SEMBILU

SEMBILU

Patuno Resort, Wakatobi. Indonesia bagian timur menjadi destinasi pilihanku siang itu.

Jam 8 pagi gawaiku berkedip. Beberapa jam sebelum pernikahan dilangsungkan.

“De, kamu baik-baik saja?”

Aku menelan ludah, melangkah lambat menuju kursi ruang tamu, memandang kusor gawai dengan tangan lemah.

“Baik ...”

“Disini sedang ramai, mereka menghkawatirkanmu, memaksaku berkali-kali untuk menghubungimu”

Tak ada yang kutuliskan hanya kubaca pesan itu.

“Apakah kau baik-baik saja De?

“Aku baik-baik saja ...”

“Andre dan rombongan keluarganya baru tiba, wajahnya berseri, saat melewati aku dan teman yang lain ia tak mengucapkan sepatah kata, tapi dari wajahnya, kurasa dia sedang gugup.”

Tak ada lagi kata yang kutuliskan, hanya kubaca pesan itu.

“Apakah kau baik-baik saja, De?”

“AKU BAIK-BAIK SAJA, KAK!”

Pukul 09.00 tepat!

Aku mendesiskan luka dikursi ruang tamu. Membiarkan slide memori berjalan lambat di otakku. Teringat foto-foto dan undangan bersampul ungu yang dibawa oleh kak Ros diberanda rumah sore itu.

Aku menangis, merintih namun berusaha tak mengeluarkan suara agar tak ada satupun mendengarnya. Lebih mirip desisan, teriakan itu kupaksa tahan. Menyakitkan. Kak Ros menemani.

Aku takkan menangis lagi. Aku akan memilih meneruskan hidup. Sekarang mereka sedang mengucap ikrar. Dia memasangkan cincin dijari manis perempuan lain.tak ada yang bisa kulakukan.

Aku akan terbang, meski hati terasa pedih ....

Kugenggam tiket penerbanganku. Sudah cukup bagiku memberikan waktu untuk mengenang seluruh rasa menyakitkan itu. Maka sudah sepantasnya aku meninggalkannya.

Kuterima tawaran penelitian disalah satu lembaga terbesar milik pemerintah di Ibukota, mengobservasi langsung ke daerah mentari yang terbit lebih pagi, Indonesia bagian Timur sana. Wakatobi.

Hidup harus terus berlanjut, dalam bentuk apapun.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

14 Sep
Balas

Menyentuh banget..samangat

14 Sep
Balas



search

New Post