Percayakah Anda kalau saya punya penggemar?

Saya tidak percaya.

Hari ini adalah haribke-6 saya mendampingi guru bahasa Inggris dalam implementasi Kurikulum 2013 di Kota Semarang.

Tanpa bekal yang cukup (baca: tidak pernah mengikuti diklat K'13), saya menerima penugasan pendampingan K'13.

Pada hari ke-6, ketika akan berpamitan, seorang guru berkata pad saya,'May we do wefie, ma:am? I am your big fans. I'm touched meeting you here, at my school. Will you give me your tips to be a perfect teacher? I heard your name from my friend. It was long ago when I jooned your class.'

You are? It was?

Bukan itu yang akan saya bagi ya, tapi ini.

Jangan menjadi orang yang perfeksionis, karena jika kau tidak bisa mendapatkannya, kau akan kecewa, dan ujung-ujungnya sakit hati (sambalado kali).

Misalnya:

Saya tidak pernah izin untuk alasan sakit ringan, seprti flu, batuk, pilek. Bahkan ketika saya sakit batuk parah dan selalu muntah ketika lama berbicara, saya tetap masuk. Semua demi siapa? Tentu demi siswa saya. Tapi ketika siswa kurang merespon pelajaran, saya kecewa dan berkata, 'Sebetulnya Ibu sakit dan perlu istirahat. Tapi demi kamu, Ibu tetap datang. Tapi apa responmu?'

Nah. Sakit hati. Siswa pun sakit hati.

Tapi untuk menjaga kinerja saya, saya berkomitmen bahwa:

1. Siswa adalah pengawas saya. Ada atau tidak ada atasan, disupervisi atau tidak, saya tetap melaksanakan tugas seperti biasa.

Siswa mungkin terlihat diam, tapi dalam pikiran mereka berkata sesuatu. Jika baik akan disampaikan yang baik, namun jika jelek mereka juga akan berkata apa adanya.

2. Melaksanakan tupoksi adalah harga diri. Jika kita merasa punya harga diri, kita akan melaksanakan tupoksi dengan baik.

Saya Does Ichnatun.