Mama apa bisa...
Mama apa bisa....
Ha? Tidak kusangka kalimat itu keluar dari mulut kecil putriku.
Saya sampai lupa kalau saya jarang ke dapur. Yaaa, saya menyerahkan semua pekerjaan dapur kepada pembantu.
Suatu hari, ketika pembantu sedang pulang kampung, saya menyiapkan semua bahan untuk memasak opor ayam. Tiba-tiba anak saya yang bungsu (saat itu kelas 3 SD) menghampiriku dan bertanya,
"Mama masak apa?"
"Opor ayam, Sayang. Kamu suka tidak?"
"Mama apa bisa?", terasa dalam pertanyaan itu. Anakku tidak salah, karena dia jarang melihatku ke dapur. Aku hanya bisa menjawab,
"Nanti kita cicipi bersama ya."
Setelah masakan selesai, saya siapkan lontong opor untuknya.
"Waaahhh, enak sekali. Aku bangga sama Mama, bisa masak, bisa mengajar, dan pandai bahasa Inggris."
"???#&£+&&&???"
Bingung saya mendengarnya. Ada rsa bangga luar biasa ketika dipuji anak, melebihi dipuji teman atau atasan. Rupanya selama ini anak saya nyaris tidak mempercayai kemampuan saya.
Tapi ada yang aneh. Iya saja saya bisa bahasa Inggris. Kan saya guru bahasa Inggris?
Ah, lucunya anak-anak. Saya merindukan masa-masa itu. Kini mereka telah dewasa. Kembali masakan saya tidak lebih menarik dibanding go-food, mulai Richies, Sushi, Ramen, sampai Bubur Kusumawardani..
Ya sudah. Mending menyelesaikan buku saja.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Benar bunda..makanya sekarang saya menikmati sekali kebersamaan dgn sikecil yg berusia 2,5 th..sebelum dia menjadi besar dan dewasa
Betul. Jangan sampai terlewatkan tumbuh kembang mereka